Selasa, 31 Mei 2016

SILABUS TELAAH MATERI III


SILABUS KURIKULUM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

Nama Mata kuliah             : Telaah Materi PAI III (SMA/MA)
Program Studi                   : Pendidikan Agama Islam
Kode Mata Kuliah             : PAI 303
Bobot SKS                        : 3 sks
Deskripsi Mata kuliah        : Mahasiswa memiliki pemahaman tentang materi PAI pada sekolah dasar

No
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Strategi Pembelajaran
Indikator Hasil Belajar
Alokasi Waktu
Penilaian
1
Memahami Al-Qur’an hadits MA
Al-Qur’an hadits MA
Penugasan Diskusi
1.      Dapat menjelaskan materi kurikulum Alqur’an Hadits MA
2.      Mengklasifikasikan materi kurikulum Aqidah Akhlak MA
1x90 menit
Tes verbal
2
Memahami Aqidah Akhlak MA
Aqidah Akhlak MA
Penugasan Diskusi
3.      Dapat menjelaskan materi kurikulum Alqur’an Hadits MA
4.      Mengklasifikasikan materi kurikulum Aqidah Akhlak MA
1x90 menit
Tes verbal
3
Memahami Fiqh MA
Fiqh MA
Penugasan Diskusi
5.      Dapat menjelaskan materi kurikulum Fiqh MA
6.      Mengklasifikasikan materi kurikulum Fiqh MA
1x90 menit
Tes verbal
4
Memahami SKI MA
SKI MA
Penugasan Diskusi
7.      Dapat menjelaskan materi kurikulum SKI MA
8.      Mengklasifikasikan materi kurikulum SKI MA
1x90 menit
Tes verbal



TELAAH MATERI PAI MA

A.    DISKRIPSI KURIKULUM, meliputi
1.      Identitas materi
2.      Standar kompetensi
3.      Kompetensi dasar
4.      Tujuan & Orientasi
5.      Materi pembelajaran
6.      Pendekatan & Metode pembelajaran
7.      Strategi pelaksanaan pembelajaran
8.      Evaluasi hasil belajar
9.      Sumber & referensi pembelajaran
10.  Waktu pelaksanaan pembelajaran
11.  Media pembelajaran
B.     ANALISA KOMPREHENSIF
1.      Analisis Spesifikasi (Diskriptif)
2.      Analisis Relefansi
3.      Analisis Efesiensi & Efektifitas
4.      Analisis Inovatif & Pengembangan
C.     ANALISIS SWOT (strength,weakneses,oppurtunities,threats)
1.      Strength (kekuatan/kelebihan)
2.      Weakneses (kelemahan/kekurangan)
3.      Oppurtunities (peluang)
4.      Threats (ancaman/tantangan)
D.    Hal ini dapat dicermati dari fenomena berikut
1.      Perubahan dari tekanan pada hapalan dan daya ingat dengan teks-teks dari ajaran-ajaran agama Islam,serta disiplin mental spiritual untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI;
2.      Perubahan dari cara berpikir tekstual, normative, dan absolutis kepada cara berpikir historis, empiris, dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama islam;
3.      Perubahan dan tekanan pada produk atau hasil pemikiran keagamaan islam dari para pendahulunya kepada proses atau metodolinya sehingga menghasilkan produk tersebut; dan
4.      Perubahan pada pola pengembangan kurikulum PAI yang hanya mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum PAI kearah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, peserta didik, masyarakat untuk mengidentifikasi tujuan PAI dan cara-cara mencapainya.
PROBLEMATIKA KURIKUKULUM PAI PADA SMA
Beracuan pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional pada pasal 37 pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya mampu menerapkan sesuai amanat UU tersebut. Disini masih kita temui urgensi dari sebuah sekolah masih dipertanyakan, mengapa sekolah itu tidak dapat menciptakan insane-insan yang peka atau tanggap dalam persoalan realitas. Kita rasa pendidikan yang ada disekolah tidak mampu mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Tidak mampu mengerjakan secara keahlian untuk bidang-bidang tertentu. Sehingga hasil pendidikan tersebut hampir bisa dikatakan tak satupun kemampuan untuk bidang-bidang tertentu secara komprehensif. Selama ini apa saja yang diajarkan oleh sekolah-sekolah hanya gagasan-gagasan tanpa mau menyentuh persoalan realistis. Orang kemudian lebih hafal dengan rumus-rumus kimia, matematika, fisika atau teori-teori lain yang secara langsung tidak bias menjawab persoalan realistis yang dihadapi peserta didik. Pada umumnya ada beberapa hal yang menjadi sorotan diseputar kurikulum diantaranya
1.      Kurikulum yang disusun kurang menunjukkan cirri dan spesifik kesederhanaan baikdalam bentuk geografis maupun social budaya
2.      Relevansi kurikulum dengan pasangan kerja,setiap tahun terjadi penumpukan pengangguran dari output lembaga pendidikan, hal ini disebabkan out lebih besar daripada kebutuhan
3.      Penyusunan kurikulum yang dilakukan oleh lembaga pendidikan terkesan asal-asalan. Penyelenggara pendidikan dalam menyusun kurikulum banyak yang hanya copy pastedari lembaga lain yang lebih bonafit/maju, sehingga hasilnya pun banyak yang tidak sesuai dengan karakter dan spesifik daerah, peluang kerja juga karakter anak didik.
4.      Masih terjadinya dikotomi materi pelajaran.
Hal ini nyata kita lihat dengan adanya Ujian Nasional hanya beberapa mata pelajaran yang di UN kan sehingga pelajaran-pelajaran yang tidak di UN kan terkesan di nomor duakan. Banyak lembaga pendidikan yang memberikan perhatian lebih pada pelajaran yang di UN kan.
Berdasarkan paparan diatas maka penyusunan kurikulum PAI di SMAmendapatkan tantangan yang berat, di satu sisi harus bisa membentuk insan kamil, sementara di sisi yang lain perhatian untuk merealisasikan tersebut dianggap kurang karena mata pelajaran PAI bukan termasuk pelajaran yang di UN kan. Sehingga mata pelajaran PAI disekolah hanya berupa teori-teori saja. Padahal pembelajaran PAI lebih menekankan pada implementasi dari ajaran-ajaran agama.

E.     Analisis
Berpijak dari  permasalahan diatas kita dapat kita kaji dengan menggunakan analisis SWOT (strength,weakneses,oppurtunities,threats)
1.      Strength ( kekuatan/kelebihan)
Kurikulum SMA dikembangkan sesuai dengan satuanpendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, social budaya masyarakat setempat, dan peserta didik. PAI adalah mata pelajaran wajib pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang ada di Indonesia. Kurikulum PAI pada SMA harus dikembangkan dengan memperhatikan potensi daerah/karakteristik daerah, social budaya masyarakat setempat, dan peserta didik. WNI mayoritas menganut agama islam dengan jumlah tersebut maka pengembangan kurikulum PAI SMA memiliki kekuatan yang besar untuk mengimplementasikan nilai-nilai agama islam dalam kehidupan, dengan landasan spiritual kuat maka untuk meningkatkan potensi yang kuat maka harus meningkatkan potensi daerah, social budaya masyarakat dan peserta didik akan lebih mudah tercapai.
2.      Weakneses (kelemahan/kekurangan)
Kurikulum yang  berlaku di Indonesia dapat dikatakan syarat  kepentingan, terbukti setiap pergantian pimpinan Negara maka kebijakan terhadap pengembangan kurikulum juga berubah. Sehingga perubahan-perubahan itu sangat merepotkan terhadap penyelenggara pendidikan dalam penyusunan kurikulum, walaupun perubahan dimaksud adalah kearah yang lebih baik. Dalam KTSP penyusunan kurikulum di SMA bagaimanapun juga harus menyesuaikan dengan dinamika tersebut, sehingga banyak lembaga yang terkesan menyusun kurikulum dengan asal-asalan/copy paste dari lembaga lain. Dengan banyaknya mata pelajaran dan kompetensi yang harus dituntaskan oleh siswa menyebabkan beban tersendiri bagi para siswa. Adanya pelajaran yang di UNkan dan yang tidakmenyebabkan kurang maksimalnya penyusunan kurikulum PAI juga implementasinya dalam pelajaran tersebut dalam kehidupan siswa.
3.      Oportunities (peluang)
SMA yang kurikulum dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, social budaya masyarakat setempat, dan peserta didik yang masuk didalamnya termasuk muatan lokal dan pengembangan diri hal ini memberikan peluang bagi penyelenggara pendidikan untuk mengembangkan kurikulum PAI sesuai dengan arah dan tujuan lembaga pendidikan. Secara professional juga memberikan peluang kepada guru-guru PAI untuk mengembangkan dan menerapkannya pada siswa. Selain itu kurikulum SMA harus menitik menitikbaratkan pada pencapaian ilmu agama, pengetahuan dan teknologi berdasarkan iman & taqwa, iptek merupakan tuntutan kebutuhan masyarakat dari lulusan SMA, mudahnya akses informasi dan bahan kajian keagamaan saat ini juga memberikan peluang yang besar untuk pengembangan kurikulum PAI di SMA.
4.      Threat (ancaman/tantangan)
Akses informasi dan dalam globalisasi saat ini memberikan ancaman tersendiri bagi perkembangan kurikulum PAI SMA apabila penyusunan tersebut tidak menyelaraskan dengan semakin pesatnya informasi yang ada. Penyusunan kurikulum yang terlalu idealis dan apa adanya menjadi ancaman  yang serius akan kemunduran pembelajaran PAI di SMA. Penyusunan kurikulum yang hanya untuk kepentingan sesaat/pragmatis tanpa memperhatikan kontinuitas juga akan menjadi ancaman tersendiri bagi pengembangan kurikulum PAI di SMA.
F.      Solusi problematika kurikulum PAI SMA
Untuk mengatasi problematika kurikulum PAI di SMA dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
1.      Kurikulum PAI di SMA yang disusun harus menunjukkan cirri dan spesifik, baik dalam bentuk geografis dan maupun social budaya.
2.      Adanya relevansi kurikulum dengan pasangan kerja, sehingga tidak terjadi penumpukan pengangguran dari out put lembaga pendidikan, yang di sebabkan out put lebih besar daripada kebutuhan.
3.      Penyusunan kurikulum PAI yang dilakukan oleh lembaga pendidikan harus melibatkan semua pihak, baik guru, komitekomite, masyarakat, pengurus/yayasan, stake holder, pakar pendidikan, dan semua pihak yang kompeten di dunia pendidikan. Dalam penyusunan kurikulum harus mampu menggali potensi, minat, bakat, kemampuan, keberagaman serta perbedaan individu siswa yanbg mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
4.      Mengafektifkan pembalajaran PAI dan tidak hanya mementingkan pelajaran tertentu walaupun pelajaran PAI saat ini tidak di UNkan. Dan penekanan pembelajaran PAI bukan hanya hafalan melainkan harus aplikatif.
Kesimpulan
1.      SMA adalah jenjang pendidikan menengah pada jalur pendidikan formal di Indonesia dibawah pengelolaan/wewenang Kementrian Pendidikan Nasional. Sesuai dengan amanat UUD 1945, UU SISDIKNAS, PP, permen dan  urutan perundang-undangan lainnya mewajibkan untuk mengajarkan Pendidikan Agama. Jadi dalam penyusunan kurikulumnya harus memberikan porsi jam yang cukup untuk pembelajaran Agama.
2.      Kurikulum PAI SMA dikembangkan harus memperhatikan potensi daerah/karakteristik daerah, social budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
3.      Pemerintah memberikan perhatian yang cukup besar terhadap pengembangan kurikulum di lembaga pendidikan termasuk di dalamnya dalah kurikulum PAI di SMA. Indikatornya adalah dengan menetapkan UU yang menjadi paying hukum pengembangan kurikulum, juga pemberian bantuan pada pendidikan, sarana prasarana, pengembangan profesi guru dan lain lain.