MAKALAH
TELAAH
PAI SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM KELAS X
KURIKULUM 2013
Disusun
Untuk Tugas Mata Kuliah TELAAH
PAI III
Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Rombel A.1
Dosen
Pengampu: ABDURROZAQ ASSOWY, Drs.
KELOMPOK
X:
1.
LAILI
SURNIA NINGSIH ( NIM:141310003044)
2.
SITI
USWATUN K. (
NIM:141310003046)
3.
NURYANTIKA
4.
TITIK
RAHMAWATI
5.
NUR
HILYA MAULIDA (NIM:141310003074)
KELAS : 4 PAI AI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ‘ULAMA
(UNISNU) JEPARA
2016
makalah lengkap mampir sini
BAB II
DISKRIPSI
KURIKULUM
SEMESTER GANJIL
Bab 1 : Peradaban Bangsa Arab Sebelum
Islam
A. Judul
Judul buku yang kami telaah adalah “Buku
Siswa Akidah Akhlak Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013” .
B.
Kompetensi Inti (KI):
1.
Menerima dan
menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirisebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4.
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
C.
Kompetensi
Dasar :
1. Meyakini bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap
muslim.
2. Meneladani perilaku sabar Rasulullah Saw. pada saat
menghadapi berbagai intimidasi masyarakat Quraisy di Mekkah.
3. Meneladani sikap istiqamah Rasulllah saw. dalam
melaksanakan beribadah.
4. Memahami sistem peribadatan bangsa Quraisy sebelum
Islam.
D. Tujuan
Pembelajaran
-
Untuk dapat mengetahui Sistem Peribadatan Bangsa
Quraisy Sebelum Islam
-
Untuk dapat mengetahui Keadaan Sosial
Masyarakat Quraisy Sebelum Islam.
E.
Rangkuman Materi Pembelajaran
A. Sistem Peribadatan Bangsa Quraisy Sebelum Islam
Pada permulaanya bangsa Arab Quraisy telah mengikuti dan
meyakini ajaran agama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, “hanif”artinya
benar dan lurus. Karena itu sejak dulu, ajaran tauhid sudah mengakar di hati
masyarakat Arab. Tetapi seiring berjalannya waktu, ajaran tersebut mengalami
perubahan, penambahan dan pengurangan yang dilakukan oleh para pengikutnya yang
tidak bertanggung jawab. Kemudian muncul berbagai ajaran yang meragukan dan
akhirnya jatuh menjadi penyembah berhala
yang dibawa oleh Amr bin Luay al Khuzai. Pada masa jahiliyah orang Arab Quraisy
banyak yang menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat sendiri dari
batu, kayu dan logam. Menurut Ibnu Kalbi yang menyebabkan bangsa Arab menyembah
berhala dan batu, ialah barang siapa yang meninggalkan kota Mekkah harus
membawa batu yang diambil dari batu-batu yang ada ditanah Haram Ka’bah.
Bangsa Arab mulai menyembah berhala
ketika Ka’bah berada di bawah kekuasaan Jurhum. Pasukan yang dipimpin oleh Amr
bin Luay al Khuzai dari keturunan Khuza’ah datang ke Mekkah dan berhasil
mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin Luay al Khuzai meletakkan sebuah berhala
besar bernama Hubal yang terbuat dari batu akik berwarna merah berbentuk patung
manusia, yang ditempatkan di sisi Ka’bah.
Beberapa bentuk pemujaan yang dianut
oleh bangsa Arab sebelum datangnya agama Islam:
1. Menyembah Malaikat, di antara bangsa Arab ada yang
menyembah berhala dan menuhankan Malaikat. Di kota Mekkah ada sebagian bangsa
Arabyang menganggap bahwa Malaikat itu adalah putera-puteri Tuhan.
2. Menyembah jin, ruh dan hantu sebagian bangsa Arab
yang menyembah hantu, jin dan ruh-ruh leluhur mereka atau menganggap batu-batu
sebagai makluk yang terhormat. Bahkan di suatu tempat jin yang terkenal dengan
nama ”Darahim” mereka selalu mengorbankan binatang-binatang ditempat itu agar
selamat dan terhindar dari segala bencana.
3. Menyembah bintang-bintang, yang dimaksud
bintang-bintang adalah matahari, bulan dan bintang-bintang yang gemerlap
cahayanya pada malam hari, mereka menganggap bintang-bintang tersebut diberikan
kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur alam ini.
4. Menyembah berhala, sebagian bangsa Arab menyembah
berhala atau arca-arca yang terbuat dari batu, kayu dan logam yang mereka buat
sendiri dan dengan selera mereka sendiri uantuk kemudian mereka sembah.
5. Agama Yahudi dan Nasrani (Kristen), agama Yahudi
mulai masuk ke Jazirah Arab tahun 1491 SM, mula – mula di Mesir pada zaman Nabi
Musa as. Sedangkan agama Nasrani (Kristen) masuk ke Jazirah Arab kira-kira abad
ke-4 M, agama Nasrani berkembang di Jazirah Arab karena mendapat bantuan dari
kerajaan Romawi dan Habsyi.
B. Keadaan Sosial
Masyarakat Quraisy Sebelum Islam
Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat dipengaruhi oleh
kondisi dan letak geografisnya. Bagian tengah Jazirah Arab terdiri dari tanah
pegunungan yang tandus. Oleh sebab itu banyak penduduk yang hidupnya tidak
menetap, Mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui, yang mata
pencahariannya beternak. Mereka berpindah pindah dari satu lembah ke lembah
yang lain mencari rumput untuk hewan ternaknya. Bidang pertanian dikerjakan
oleh suku-suku Yang bertempat tinggal di daerah-daerah subur, terutama mereka
yang mendiami Daerah subur di sekitar oase seperti Thaif Di tempat ini mereka
menanam buahbuahan dan sayur-sayuran.
Masyarakat Arab yang tinggal
diperkotaan biasanya mereka berdagang. Mereka dinamakan Ahlul Hadhar,
kehidupan sosial ekonomi mereka sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam
perdagangan. Oleh karena itu, bangsa Arab Quraisy sangat terkenal dalam dunia
perdagangan. Mereka melakukan perjalanan dagang pada dua musim dalam setahun,
yaitu ke Negara Syam pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin.
Di samping itu, bangsa Arab sebelum
Islam juga telah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini misalnya dapat
dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang di dalam kehidupan
masyarakat Arab pada waktu itu. Di antara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan
adalah astronomi, yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia. Mereka ini pindah
ke negeri Arab pada waktu negara mereka diserang oleh bangsa Persia. Dari
mereka inilah bangsa Arab belajar banyak ilmu astronomi.
Tata sosial bangsa Arab sebelum
Islam terkenal pemberani di dalam membela pendirian. Mereka tidak mau mengubah
pendirian serta tata cara hidup yang sudah menjadi kebiasaannya, tidak mau
mengalah, namun ada sisi kebiasaan yang baik yaitu suka menghormati dan
memuliakan tamu. Moral dan perilaku sangat rusak sehingga mereka disebut kaum
jahiliyah “yang bodoh”.
Dalam bidang bahasa dan seni bahasa,
orang-orang Arab pada masa pra Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah
dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang
penyair sangat dihormati. Tiap tahun di Pasar ‘Ukaz diadakan deklamasi
sajak yang sangat luas. Selain ‘Ukaz masih ada pasar yang dijadikan
tempat berkumpulnya para penyair yaitu pasar Majinnah dan Zul Majaz.
Salah satu dari pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat
meninggikan derajat seorang yang tadinya hina atau sebaliknya menghinakan
seseorang yang tadinya terhormat.
F. Metode
Pembelajaran
Metode yang digunakan ini
adalah ceramah dan diskusi.
G. Strategi
Pembelajaran
1. Pendahuluan
a.
Menyampaikan
salam pembuka yang ramah serta memberi semangat dan tidak lupa menanyakan
mengenai hal kesehatan maupun keinginannya.
b.
Menyampaikan
tujuan pembelajaran.
c.
Menggali
pengetahuan mengenai materi hidup berkah dengan menghormati dan mematuhi orang
tua dan guru.
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
a.
Guru
menyimpulkan kembali poin-poin pelajaran yang dibahas.
b.
Memberikan
tugas latihan soal agar siswa lebih menguasai.
c.
Atau juga guru
memberi kuis tentang soal-soal yang baru dijelaskan.
d.
Memberi salam
penutup.
H. Evaluasi
Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar melalui hasil tes tertulis maupun tes
verbal.
I. Sumber dan Referensi Pembelajaran
Referensi
yang digunakan oleh guru adalah buku paket.
J. Waktu
Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90
menit, yaitu satu setengah jam, 10 menit untuk pendahuluan, 55 menit untuk
kegiatan inti dan 15 menit untuk penutup.
K. Media
Pembelajaran
Media
yang digunakan saat mengajar adalah papan tulis dan slide.
Bab 2 : Perkembangan
Dakwah Nabi Muhammad Saw. Periode Mekkah
Kompetensi Inti :
1.
Menerima dan
menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi
Dasar :
1.
Meyakini bahwa
berdakwah adalah kewajiban setiap muslim
2.
Menghayati
nilai-nilai perjuangan dakwah Rasulullah Saw. Pada periode Mekkah
3.
Meneladani
perilaku sabar Rasulullah Saw. Pada saat menghadapi berbagai intimidasi
masyarakat Quraisy di Mekkah
4.
Menganalisis
sejarah dakwah Rasulullah Saw. Pada periode Islam di Mekkah
5.
Memahami
substansi dan strategi dakwah Rasulullah Saw. Pada periode Mekkah
6.
Mendeskripsikan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi Rasulullah Saw. Ketika berdakwah di Mekkah
7.
Memahami
sifat/kepribadian dan peran para sahabat assabiqunal awwalun
8.
Memahami
faktor-faktor penyebab hijrah sahabat nabi ke Abesiniyah
9.
Memiliki sikap
tangguh dan semangat menegakkan kebenaran sebagai implementasi dari pemahaman
strategi dakwah Nabi di Mekkah
1.
Tujuan Pembelajaran
-
Untuk dapat mengetahui Sejarah Dakwah Rasulullah Saw. Pada Periode Islam
di Mekkah
2.
Rangkuman Materi Pembelajaran
A.
Sejarah Dakwah
Rasulullah Saw. Pada Periode Islam di Mekkah
Memasuki 14 tahun usia pernikahan Nabi
Muhammad Saw. Dengan Siti Khadijah, Nabi Muhammad Saw. Sering melakukan ibadah
diiringi dengan memohon petunjuk kepada Allah Swt, berkhalawat di Gua Hira,
yaitu ua yang berada di bukit Nur (Jabal Nur) yang terletak di dekat Mekkah. Berkhalawat
ini dilakukan Nabi Muhammad Saw. Dengan khusyuk, kadang sampai beberapa hari
beliau baru pulang jika bekal sudah ahbis. Di sanalah, beliau menghabiskan
waktu selama berhari-hari dan bermalam-malam. Pada malam bertepatan dengan
malam jum’at tanggal 17 Ramadhan, yaitu ketika beliau sedang bertafakur di
dalam Gua Hira dan telah berusia empat puluh tahun, beliau didatangi malaikat
Jibril dan menurunkan surat Al-Alaq ayati 1-5 :
Setelah Nabi Muhammad Saw. Mendapatkan
wahyu pertama kalinya dari allah Swt.dan juga telah mendapatkan nasehat dari
Waraqah bin Naufal. Bebrapa malam Nabi Muhammad Saw. Telah siap menerima wahyu
kembali, tetapi wahyu tersebut tidak kunjung datang. Baru pada malam ke-40
wahyu kedua turun, waktu itu Nabi Muhammad Saw duduk di atas kursi anatara bumi
dan langit, lalu turnlah surat Al-Mudatsir ayat 1-5 :
Setelah meneirma wahyu tugas baru datang
yaitu menyebarkan agama Islam kepada seluruh umat manusia setelah itu wahyu pun
turun terus-menurus dan berkelanjutan. Nabi pun memulai dakwahnya yang terbagi
dalam dua fase. Fase pertama secara sembunyi-sembunyi (Sirriyah). Pada fase ini
Nabi Muhammad Saw. Menyeru keluarga dan sahabat dekatnya, Siti Khadijah masuk
Islam dan beraksi atas keesaan Allah dan kenabian suaminya yang mulia. Sehingga
ia adalah orang yang pertama kali masuk Islam. Afse kedua secara
terang-terangan (Jahiriyah) setelah Allah Swt. Menurunkan firmannya : (QS
As-Syu’ara: 214)
Kedua fase tersebut dikenal dengan
berdakwah secara sembunyi-sembunyi (Sirriyah) yang beliau lakukan selama tiga
tahun. Dikatakan secara sembunyi-sembunyi disini, mengingat tempat para
sahabat, pengikutnya, dan orang-orang yang mereka ajak masuk Islam tersebut
bersifat sangat rahasia. Ketika itu Nabi mendapat pengikut sekitar 30 orang,
mereka mendapat sebutan “Assabiqunal Awwalun” artinya orang yang pertama kali
masuk Islam. Sudah banyak yang beriman kepada Rasulullah Saw., namun mereka
masih menyembunyikan keislaman mereka. Karena jika satu urusan mereka
terungkap, maka ia akan menghadapi berbagai siksaan keras dari kaum kafir
Quraisy hingga ia murtad (keluar) dari agama Islam.
B. Dakwah Seacara Terang-Terangan
(seruan umum)
Selama lebih kurang
tiga tahun Nabi Muhammad Saw. Berdakwah seacar rahasia atau sembunyi-sembunyi,
lalu Allah Swt. Menurunkan firmannya: (QS Al-Hijr : 94).
Ayat ini dimulainya
dakwah Nabi Muhammad Saw. Secara terang-terangan menyeru ke segenap lapisan
manusia kepada agama Islam secara terang-terangan, baik dari golongan bangsawan
maupun lapisan hamba sahaya begitu juga kaum kerabat beliau sendiri atau
orang-orang yang jauh. Nabi tetap melanjutkan dakwah dan memulai secara
terang-terangan ditempat mereka berkumpul, mengajak mereka masuk agama Islam,
bahkan beliau melakukan salat di sisi Ka’bah. Orang-orang kafir tidak suka
dengan ajaran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. Rasulullah saw juga
tetap melanjutkan dakwahnya dihadapan orang musyrik meskipun beliau disiksa
kaum Quraisy.
C. Hijrah ke Habsyi (Abesinia)
Dengan adanya siksaan demi siksaan yang
terus dilakukan oleh kafir Quraisy kepada kaum Muslimin, karena penderitaan
yang terus menerus maka Rasulullah saw meminta para sahabatnya untuk hijrah ke
Habsyih demi menyelamatkan agama mereka di sisi raja Najasyi. Rasulullah saw
tahu bahwa raja Habsyi sangat adil dan tidak pernah berbuat aniaya pada sesama
manusia.
Hijrah ke Habsyi
dilakukan kaum muslimin dalam dua gelombang, rombongan pertama kaum muslimin
yang berjumlah lebih kurang 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan, pada
tahun ke 5 bulan ke tujuh kenabian. Dilanjutkan gelombang ke dua yang berjumlah
83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.
E. Hamzah dan
Umar bin Khathab Masuk Islam
Pada saat Nabi
Muhammmad saw melakukan dakwah kepada kafir Quraisy menentang ajaran agama
Islam,ada dua tokoh terkemuka Quraisy yang masuk Islam yaitu Hamzah bin Abdul
Muthalib dan Umar bin Khathab. Dengan masuknya mereka akan menambahkan kekuatan
bagi kaummuslimin dan harapan akan adanya kemenangan. Umar bin Khathab telah
dijuluki Rasulullah dengan al-Faruq karena Allah telah memisahkan antara yang
haq dan yang bathil.
F. Tahun Duka Cita atau Ammul Huzni
Setelah umat Islam,
keluarga bani Hasyim dan bani Muthalib terbebas daripemboikotan dan pengasingan
dan Nabi Muhammad saw telah melakukan dakwah kurang lebih 10 tahun. Selang
beberapa bulan kemudian, dua oramg pelindung Nabi, Siti Khadijah binti Khuwalid
dan Abu Thalib bin Abdul Muthalib wafat. Dua orang yang menjadi tulang punggung
dalam melaksanakan tugas-tugas menyiarkan agama Islam.
G. Nabi Muhammad Saw. Hijrah ke Thaif
Sepeninggal Abu Thalib
dan Khadijah, puncak dari permusuhan kaum Quraisy semakin keras. Dalam kondisi
seperti ini Nabi Muhammad berkeinginan untuk berlindung ke Thaif negeri yang
berhawa sejuk dan penduduknya ramah. Dengan harapan masyarakat Thaif berkenan
mendengar dakwah Islam. Perjalanan ke Thaif ini tidak mudah, mengingat adanya
medan yang harus dilalui disebabkan adanya gunung-gunung yang tinggi
mengelilinginya. Akhirnya beliau sampai di Thaif bersama Zaid bin Tsabit. Akan
tetapi, setiap kesulitan menjadi mudah bila berada di jalan Allah. Selama
sepuluh hari tinggal di Thaif Nabi menyampaikan seruan tauhid meskipun ada yang
mau menerima dakwah Islam, akan tetapi penduduk Thaif justru banyak yang
menolak beliau dengan penolakan yang lebih buruk.
H. Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw.
Kata Isra berasal dari bahasa arab
yang berarti perjalanan malam, sedangkan menurut istilah adalah perjalanan Nabi
Muhammad Saw pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil ‘Aqsha atau
Baitul Maqdis di Palestina. Mi’raj menurut bahasa berarti naik atau menuju ke
atas, menurut istilah adalah naiknya Nabi Muhammad Saw dari Masjidil ‘Aqsha ke
al Arsy (Sidrotul Munthaha).
Perjalanan Nabi Muhammad
dengan Malaikat Jibril yang pertama menuju Masjidil ‘Aqsha di Palestina selama
perjalanan mereka singgah di lima tempat yaitu Kota Yastrib, Kota Madyan,
Thursina, Bethelehem, Masjidil ‘Aqsha di Palestina. Di setiap singgahan Nabi
melakukan shalat dua rakaat. Habis itu beliau melanjutkan kembali menuju
perjalanan ke Sidratul Munthaha Nabi dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis
langit. Setelah melewati ke tujuh lapis Rasulullah diajak ke Baitul Makmur
tempat para malaikat melaksanakan thawaf.
Peristiwa singkat isra’
mi’raj Nabi Muhammad Saw dalam waktu singkat telah tersebar luas kabarnya di
masyarakat Mekkah. Mengenai peristiwa itu kaum kafir Quraisy semakin membenci
serta mengejek dan mencomooh Nabi Muhammad Saw.
3.
Metode Pembelajaran
Metode
yang digunakan adalah metode ceramah, menghayati dan memahami serta bisa
menggunakan power point atau gambar-gambar yang sesuai dengan materi.
BAB 3 : Perkembangan
Dakwah Nabi Muhammad Saw. Periode Madinah
Kompetensi Inti :
1.
Menerima dan
menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi
Dasar :
1.
Meyakini bahwa
berdakwah adalah kewajiban setiap muslim
2.
Menghayati
perilaku istiqamah perjuangan Rasulullah Saw dalam berdakwah
3.
Meneladani
sikap istiqamah Rasulullah Saw dalam melaksanakan beribadah
4.
Meneladani
perilaku berani Rasulullah Saw saat memimpin perang badar
5.
Memahami
subtansi dan strategi dakwah Rasulullah Saw pada periode Madinah
6.
Mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab hijrah Rasulullah Saw ke Madinah
7.
Mendeskripsikan
kebijakan pemerintahan Rasulullah Saw pada periode Islam di Madinah
8.
Mengidentifikasi
faktor-faktor keberhasilan Fathul Mekkah tahun 9 Hijriyah
9.
Memahami
keberhasilan Rasulullah Saw dalam perang badar
1.
Tujuan Pembelajaran
-
Untuk mengetahui Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad Saw. Periode Madinah
-
Untuk dapat meneladani Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad Saw. Periode
Madinah.
2.
Rangkuman Materi Pembelajaran
A.
Faktor-faktor
Penyebab Hijrah Rasulullah Saw ke Madinah
Nabi
Muhammad Saw tiba di Kota Yastrib, sebelum memasuki kota Yastrib beliau singgah
di desa Quba’ dan mendirikan Masjid diatas tanah milik Khultsum bin Hamdan,
yang sekarang masjid itu dikenal dengan masjid Quba’ dalam Al-Qur’an disebut
masjid Taqwa dan merupakan masjid yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad
Saw setelah beliau memasuki kota Yastrib diubah namanya dengan al-Madinah
al-Munawarah artinya kota kota yang bercahaya atau lebih dikenal dengan sebutan
Madinah.
Ada
bebrapa faktor yang menyebabkan penduduk Madinah mudah menerima agama Islam
yaitu:
a.
Bangsa Arab
Ystrib telah lebih dulu memahami agama-agama ketuhanan
b.
Sering terjadi
peperangan di antara penduduk Yastrib menyebabkan hubungan antar masyarakat
kurang harmonis
c.
Penduduk
Yastrib memerlukan seorang pemimpin yang mampu mempersatukan suku-suku yang
paling bermusuhan.
Di masa itu
Madinah menjadi tempat berlindung yang aman bagi umat Islam karena kaum
muslimin mulai berhijrah ke sana. Namun proses hijrahnya kaum muslimin tidak
semudah yang digambarkan , kaum Quraisy terus bertekad menghalangi mereka
berhijrah.
B.
Substansi dan
Strategi Dakwah Rasulullah Saw. Pada Periode Madinah
Sebelum
kedatangan agama Islam di Madinah, antara suku Aus dan Khazraj selalu terjadi
persilisihan bahkan tidak ajarang ada pertumpahan darah hal yang dipicu orang
ketiga yaitu Yahudi. Kedatangan Rasulullah memberikan dampak positif pada kedua
suku tersebut. Kedua suku tersebut banyak memeluk agama Islam. Dengan memeluk
agama Islam ini Nabi Muhammad Saw telah memberikan penerangan kepada masyarakat
Madinah bahwa Islam adalah agama yang menentang diskriminasi, dan cinta pada
perdamaian.
C.
Kebijakan
Pemerintahan Rasulullah Saw. Pada Periode Islam di Madinah
Seiring
dengan hijrah Nabi ke Madinah, perkembangan Islam dan peradaban mengalami
kemajuan. Kesuksesan Nabi Saw dalam mengembangkan Islam dan peradaban di
Madinah, meliputi :
1.
Mempersaudarakan
antara kaum Muhajirin dengan Anshar.
2.
Meletakkan
dasar-dasar politik dan tatanan sosial masyarakat Nabi juga mempersatukan
anatara Yahudi dari Bani Qoinuqo, Bani Nadhir dan Bani Quraidah.
3.
Di Madinah Nabi
mendirikanMasjid.
4.
Menciptakan
mensejahterakan umum.
5.
Mengembangkan
pendidikan dan dakwah.
Adapun beberapa rahasia kesuksesan Nabi dalam dakwahnya dapat
dilihat yaitu:
1.
Faktor Internal
2.
Faktor
Eksternal
Dalam
keberhasilan Rasulullah Saw waktu perang Badar yaitu seiring bertambahnya
jumlah kaum Muslimin yang semakin berkembang di Madinah namun kaum Quraisy
semakin marah dan bertindak nekad dalam setiap kegiatan kaum Muslimin.
Mengetahui hal tersebut Nabi Muhammad Saw kemudian membentuk satuan tentara
dengan tujuan untuk melidungi dan mempertahankan diri dri segala ancaman
kekuatan kafir Quraisy dan sekutunya Yahudi di Makkah atau di Madinah.
D. Faktor-faktor
Keberhasilan Fathul Mekkah Tahun
9 Hijriyah.
Fathul Makkah artinya penaklukan kota Mekkah, terjadi pada tahun
delapan hijriyah, Rasulullah memutuskan untuk menaklukkan kota Mekkah.
Sebab-sebab terjadinya Fathul Makkah adalah karena kaum Quraisy telah
mengkhianati perjanjian Hudaibiyah. Maka, pada tanggal 10 Ramadhan, beliau
berangkat bersama Puluhan ribu (10.000) pasukan menuju Mekkah. Kaum muslimin
memasuki Mekkah tanpa terjadi peperangan, di mana kaum Quraisy menyerah dan
tidak melakukan perlawanan karena berbagai sebab. Abbas mengajak Abu Sufyan untuk
menyerah kepada Nabi Muhammad Saw. dan menyatakan keislamannya.
Setelah Abu Sufyan memeluk Islam, ia
diberi kehormatan oleh Rasulullah Saw. dengan menyatakan ” barang siapa di
antara kaum Quraisy yang memasuki rumah Abu Sufyan akan aman, barang siapa yang
masuk Masjidil Haram Akan aman, dan barang siapa yang akan menutup pintunya
akan aman pula”. Allah Swt. telah memberikan kemenangan kepada kaum muslimin.
Lalu Rasulullah Saw. menuju Ka’bah untuk melakukan thawaf dan shalat dua rakaat
di dalamnya. Setelah itu, beliau menghancurkan berhala-berhala yang ada di
dalam Ka’bah dan sekitarnya. Pada waktu penghancuran turunlah ayat dalam surat
Al-Isra ayat 81.
Setelah penaklukan kota Mekkah,
manusia berbondong-bondong memeluk Islam. Pada tahun kesepuluh hijriyah,
Rasulullah melaksanakan haji dan itulah satu-satunya haji yang dilakukan beliau
bersama seratus ribu orang, dan setelah itu beliau kembali ke Madinah.
3.
Metode
Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode ceramah atau juga bisa
berdiskusi dengan teman-temannya ataupun sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
SEMESTER
GENAP
Bab 4 : Sejarah Perkembangan Islam Masa
Khulafaur Rasyidin
Kompetensi Inti :
1.
Menerima dan
menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirisebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi
Dasar :
1.
Menghayati pola
kepemimpinan Khulafaur Rasyidin sebagai imlementasi dari kewajiban berdakwah.
2.
Memiliki sikap
semangat ukhuwah sebagai implementasi dari pemahaman strategi dakwah untuk masa
sekarang dan akan datang.
3.
Mendeskripsikan
proses pemilihan Khulafaur Rasyidin.
1.
Tujuan Pembelajaran
-
Untuk dapat
menjelaskan Pengertian Khulafaur Rasyidin.
-
Untuk dapat
menjelaskan Nama-nama dan Biografi Khulafaur Rasyidin.
-
Untuk dapat menjelaskan
Proses Pengangkatan Khulafaur Rasyidin.
2.
Rangkuman Materi Pembelajaran
A.
Pengertian
Khulafaur Rasyidin
Khalifah adalah
jabatan tertinggi dalam kepemimpinan Islam pasca Rasulullah Saw. wafat. Mereka dipilih oleh umat Islam melalui
Musyawarah.
Tugas
seorang khalifah selain sebagai kepala Negara, dia juga menjabat sebagai
panglima pasukan Islam yang memiliki kewenangan luas dalam hal pemerintahan dan
kepala negara diemban oleh sahabat terdekatnya secara berurutan. Secara bahas,
Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang mendapat petunjuk. Keempat
khalifah tersebut adalah:
a.
Abu Bakar As
Shidiq ( memerintah 632-834 M)
a.
Biografi Abu
Bakar As sidiq
Nama
asli beliau adalah Abdullah ibnu Abi Quhafah at Tamimi, dimasa jahiliyahnya
bernama Abdul Ka’bah. Setelah masuk Islam, Nabi mengganti namanya menjadi
Abdullah Abu Bakar.
Abu Bakar adalah seorang sahabat Nabi
yang terkenal akan kedermawanannya.
b.
Proses
terpilihnya Khalifah Abu Bakar As siddiq
Setelah Rasulullah Saw. wafat, kaum
muslimin dihadapkan sesuatu problema yang berat, karena Nabi sebelum meninggal
tidak meninggalkan pesan apa dan siapa yang akan mengganti sebagai pimpinan
umat.
Ditengah kekosongan pemimpin tersebut,
ada golongan sahabat dari Anshar yang berkumpul di tempat Saqifah Bani Sa’idah
yang dipimin seorang sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah Saw, yaitu
Sa’ad bin Ubadah tokoh terkemuka Suku Khazraj.
Pada saat Ubadah mengajukan wacana dan
gagasan tentang siapa yang pantas menjadi pemimpin sebagai pengganti Rasulullah
ia menyatakan bahwa kaum Anshar-lah yang pantas memimpin kaum muslimin. Namun,
kaum Muhajirin yang diwakili Abu Bakar mengatakan pada golongan Anshar bahwa jabatan khalifah sebaiknya
diserahkan kepada kaum Muhajirin, karena merekalah yang lebih dulu memeluk
Agama Islam. dengan usulan Abu Bakar kaum Anshar tidak dapat membantah
usulannya. Dan akhirnya diikuti kaum Anshar untuk membaiat Abu Bakar kecuali
Sa’ad bin Ubadah.
Lain Abu Bakar lain pula Umar bin
Khattab. Pada saat khalifah Abu Bakar merasa dekat dengan ajalnya, ia menunjuk
Umar bin Khattab untuk menggantinya, namun sebelum menyampaikan ide dan
gagasannya untuk menunjuk Umar, Abu Bakar memanggil beberapa sahabat terkemuka dan sahabat lain
dari sahabat muhajirin dan Anshar untuk di mintai penilaian dan pertimbangan
dan akhirnya mereka menyetujui.
b.
Umar bin
Khattab (634-644 M)
a)
. Biografi Umar
bin Khattab
Umar ibnu Khatab putera dari Nufail al Quraisy dari susku bani
Adi, salah satu kabilah suku Quraisy. Karena sifatnya yang tegas, tak jarang
Umar mendebat Rasulullah, seperti dalam Perjanjian Hudaibiyah. Sebab, ia merasa
perjanjian tersebut merugikan kaum muslimin. Namun, dibalik badannya yang kekar
dan kaut serta wataknya yang keras dan tegas, umar meniympan sofat yang lembut
dan perasa. Hatinya mudah tersentuh sampai menangis terharu. Tak jarang para
sahabat menyaksikan Umar menangis setelah shalat karena teringat dosa-dosanya
pada masa Jahiliyah.
b)
Proses
pengangkatan dan gaya kepemimpinan Umar bin Khattab
Pada tahun 634 M, ketika pasukan muslim
sedang bergerak menaklukan Syam, Abu Bakar jatuh sakit. Ketika itu, Abu Bakar
menunjuk Umar untuk menggantikannya.
c.
Usman bin Affan
(644-656 M)
a. Biografi Usman bin Affan
Usman bin Affan enam tahun
lebih muda dari Nabi. Kabilahnya Bani Umayyah. Abu Bakar salah satu sahabat
nabi dan lewat Abu Bakar inilah Usman masuk Islam. Selain sifatnya lemah lembut
dan tutur katanya halus, Usman seorang laki-laki pemalu.
b. Proses pengangkatan dan gaya kepemimpinan Usman bin Affan
Pada hari rabu waktu
shubuh, 4 Dzulhijjah 23 H, khalifah Umar yang hendak mengimami shalat di masjid
mengalami nasib naas. Ditikam oleh seorang budak dari Persia milik Mughirah bin
Syu’bah yang bernama Abu Lu’lu’ah Fairuz.
Sepeninggal Umar bin
Khattab, Dewan Syura mulai bersidang untuk menentukan pengganti Umar. Calon
khalifah yang tersisa hanyalah Ali bin Abi Thalib dan Usman bin Affan sebagai
khalifah. Ketika di baiat, usia Usman bin Affan hampir 70 tahun. Ia terpilih
mengalahkan Ali bin Abi Thalib sebagian karena pertimbangan usia.
d.
Ali bin Abi
Thalib (656-661 M)
a. Biografi Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalaib
lahir pada hari jum’at tanggal 13 Rajab di Kota Mekkah sekitar tahun 600 M. Ia
lahir dari pasangan Abu Thalib bin Abdul Muthalib dan Fatimah binti Asad.
Sejak kecil Ali hidu
serumah dengan Muhammad Saw, berada di bawah asuhan Nabi, Ali tumbuh
berkembang. Segala kebaikan di ajarkan oleh Nabi kepada sepupunya. Sepeninggal
Nabi saw, Ali menjadi tempat para sahabat meminta pendapat.
b. Proses
Pengangkatan dan Gaya Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib
Pada
saat pemberontak mengeung rumah Khalifah Usman, Ali mengutus dua putra
lelakinya untuk ikut melindungi Khalifah Usman. Namun, hali itu tak amu
mencegah bencana yang menimpa Khalifah Usman dan kaum muslimin. Khlaifah Usman
terbunuh secara keji pada tanggal 17 Juni 656 M.
Beberapa
sahabat terkemuka, ingin membaiat Ali sebagai khalifah. Mereka memndang bahwa
dialah yang pantas dan berhak menjadi seorang khalifah. Setelah terus menerus
didesak, pada tanggal 24 Juni 656 M, bertempat di Masjid Nabawi.
Ali bin Abi Thalib adalah seorang
perwira yang tangkas, cedas, tegas, teguh pendirian dan pemberani. Ia juga
tidak segan-segan memerangi yang melakukan pemberontakan. Diantara peerangn itu
adalah Perang Jamal dan Perang Siffin.
3. Metode
Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan penugasan. Karena
materi ini menceritakan tentang biografi dan proses pengangkatan Khulafaur
Rasyidin.
Bab 5 : Strategi dan Substansi
Dakwah Khulafaur Rasyidin
Kompetensi Inti :
1.
Menerima dan
menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirisebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi
Dasar :
1. Mengambil ibrah dari
kepemimpinan Khulafaur Rasyidin ketika menjadi pemimpin negara.
2. Mendeskripsikan strategi dakwah Khulafaur Rasyidin.
3. Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang duhadapi masa emerintahan
Khulafaur Rasyidin.
1.
Tujuan Pembelajaran
Untuk dapat menjelaskan Kebijakan dan
Strategi Khulafaur Rasyidin.
2.
Rangkuman Materi Pembelajaran
1.
Kebijakan dan Strategi
Abu Bakar as Shidiq
A.
Pembukuan
Al-Qur’an
Perang Riddah menimbulkan banyak kurban,
termasuk sebagian para penghafal Al-Qur’an. Umar bin Khattab mencatat semua
hafalan Al-Qur’an pada para sahabat yang masih hidup. Dengan demikian,
Al-Qur’an bisa diwariskan kepada generasi mendatang. Abu Bakar menugaskan Zaid
bin Tsabit untuk memimpin pengumpulan Al-Qur’an.
B.
Perluasan
wilayah baru
Ketika Abu Bakar menjabat sebagai
Khalifah pertama, ia berusaha mewujudkan dalam memperluas wilayah kekuasaan
Islam ke daerah Syiria. Untuk keperlun tersebut Abu Bakar menugaskan 4 orang
panglima perang, yaitu:
1)
Yazid bin Abu
Sufyan yang ditugaskan di Damaskus.
2)
Abu Ubaidah bin
Jarrah ditugaskan di Homs sebagai panglima besarnya.
3)
Amru bin Ash
ditugaskan di Palestina.
4)
Surahbi bin
Hasanah ditugaskan di Yordania.
2.
Kebijakan dan
Strategi Umar bin Khattab
a.
Pengembangan Wilayah Islam
Khalifah Umar bin
Khattab melanjutkan perluasan dan pengembangan wilayah Islam ke Persia yang
telah di mulai sejak masa Khalifah Abu Bakar. Khalifah Umar juga mengembangkan
kekuasaan Islam ke Mesir. Pada saat itu penduduk Mesir, yaitu suku bangsa Qitbi
(Qopti) sedang mengalami penganiayaan dari Bangsa Romawi dan sangat
mengaharapkan bantuan dari orang-orang Islam.
b. Mengeluarkan Undang-undang
Diadakan kebijakan
peraturan perundangan mengenai ketertiban pasar, ukuran dalam jual beli,
mengatur kebersihan jalan dan lan-lain.
c. Membagi Wilayah Pemerintahan
d. Membentuk beberapa dewan
3.
Kebijakan dan
Strategi Usman bin Affan
a.)
Perluasan Wilayah
Dalam upaya pemantapan
dan stabilitas daerah kekuasaan Islam diluar kota Madinah, khalifah Usman bin
Affan telah melakukan pengamanan terhadap para pemberontak di daerah Azerbaijan
dan Ra’i, karena mereka enggan membayar pajak, begitu juga di Iskandariyah dan
di Persia.
b.)
Standarisasi Al-Qur’an
Pada masa Usman, terjadi
perselisishan ditengah kaum muslimin perihal secara baca Al-Qur’an (qiraat).
Dalam menyusun cara baca Al-qur’an resmi ini, Usman melakukannya berdasarkan
cara baca yang diakai Abu Bakar. Satu mushaf disimpan di Madinah. Mushaf-mushaf
inilah yang dikenal dengan Mushaf Usmani.
c.)
Pengangkatan Pejabat Negara
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak kecewa terhadap
kepemimpinan Usman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan
tinggi.
d.)
Pembangunan Fisik
Uman berjasa membangun
bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke
kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan, masjid, dan memerluas
masjid Nabi di Madinah.
4.
Kebijakan dan
Strategi Ali bin Abi Thalib
a. Penggantian pejabat lama dengan yang baru
b. Penarikan Kembali Tanah Hadiah
c. Menghadapi Para Pemberontak
Ali bin Abu Thalib
menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka, Ali tidak
mau menghukum para pembunuh Usman, dan mereka menuntut bela terhadap darah
Usman yang telah ditumahkan secara zalim. Ali juga mengakibatkan timbulnya
perlawanan dari gubernur di Damaskus yaitu Muawiyah.
Kedudukan Ali
sebagai khalifah kemudian dijabat oleh anaknya yang bernama Hasan bi Ali selama
beberapa bulan. Namun karena Hasan lemah, sementara Muawiyah kuat, maka Hasan
membuat perjanjian damai. Erjanjian itu juga menyebabkan Muawiyah menjadi
penguasa absolut dalam islam. Dengan demikian berakhirlahapa yang disebut
dengan Khulafaur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah dalam sejarh
olotik Islam.
3.
Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode Index Card Mactch (mencari
pasangan). Strategi ini adalah strategi yang cukup menyenangkan untuk mengulang
materi yang telah diberikan. Tetapi materi barupun tetap bisa diajarkan dengan
catatan, subyek belajar diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan,
sekilas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.
BAB III
ANALISIS
A.
Analisa Komprehensip
1.
Analisis Spesifikasi (Diskriptif)
Buku yang kami akan analisis dalam makalah ini berjudul Sejarah
Kebudayaan Islam. Kurikulum 2013 untuk Madrasah Aliyah/MA (Pemintan IPA, IPS,
dan Bahasa) pada kelas X, yang di kontributor naskah oleh Miftachul Ula, Maria
Ulfa, M. Husein Tuanaya dan diterbitkan oleh Kementrian Agama Republik
Indonesia 2014. Disampul depan yang berwarna hijau kekuning-kuningan terdapat
ilustrasi gambar Masjid.
Setelah penulis mencermati serta menganalisis
secara sekasama terhadap urutan penyajian materi pada buku untuk madrasah
aliyah maka penulis menyimpulkan bahwa kronologi urutan materi sudah baik
tetapi masih agak membingungkan karena dalam kompetensi dasar dengan urutan
rangkuman materinya tidak sesuai dengan urutannya yang ada dalam kompetensi
dasar sehingga peserta didik ini bingung.
Dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang
digunakan buku ini cukup dipahami dan
mengingat tidak banyak kesalahan penggunaan kata-kata yang sia-sia.
Bahsa yang digunakan sudah baik. Alur ceritapun yang dipaparkan menggunakan
bahasa yang mudah sehingga dapat dipahami. Akan tetapi dalam buku ini masih ada
beberapa kekurangannya diantaranya :
Kekurangan
|
Kecocokan
|
Untuk judul
buku : Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam Pendekatan Saintifik Kurikulum
2013 untuk Madrasah Aliyah (Pemintan IPA, IPS, dan Bahasa).
Urutan
materi : Sesuai dengan urutan kompetensi dasar
|
Untuk judul
buku : Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013 untuk Madrasah Aliyah.
Urutan
Materi : Tidak sesuai dengan
urutan kompetensi dasar
|
2.
Analisis Relefansi
Dalam analisis relefansi ini penulis mencermati serta menganalisis
dalam analisa relefansi kesesuaian materi dengan standar kompetensi dan analisa
relefansi materi dengan kebutuhan siswa. Analisa relefansi kesesuaian materi
dengan standar kompetensi ini materi di sajikan pada Bab 1 sampai dengan Bab 5
sudah cukup relavan dengan standar kompetensi yang ingin dicapai yaitu meyakini,
meneladani, menghayati, menganalisis, memahami serta mendeskripsikan. Sedangkan
analisa relefansi materi dengan kebutuhan siswa adalah dalam materinya sudah
jelas dan sudah dipaparkan sejarah-sejarah pada masa nabi. Dan setiap bab ada
penjelasan masing-masing yang sudah dipaparkan dalam buku. Sehingga peserta didik
yakin bahwa buku ini sudah cocok untuk diajarkan kepada mereka.
3.
Analisis Efesiensi dan Efektifitas
Dalam analisis Efisisensi dan Efektifitas
ini penulis mencermati pada buku yang ditelaah kurang efisien karena kesesuaian materi
dengan Kompetensi Inti tidak dipaparkan secara lebih ringkas, runtut, padat dan jelas. Sedangkan
pembelajarannya menurut kami kurang efektif karena guru belum siap menghadapi
kurikulum 2013, karena kurikulum 2013 lebih menekankan
praktek dan sekolah belum siap dengan kurikulum 2013 karena kurangnya sarana
dan prasarana di sekolah tersebut.
4.
Analisis Inovatif dan Pengembangan
Dalam analisis Inovatif siswa akan lebih
aktif karena diberi materi yang lebih mendalam sehingga siswa akan mengetahui
materi tersebut dengan cepat. Sedangkan pada analisa pengembangannya kurikulum
ini menekankan kepada
siswa tentang pengembangan diri, sikap, pengetahuan dan keterampilan.
B.
Analisis SWOT (Strenght, Weakneses, Oppurtunities, Threats)
1.
Strenght (kekuatan/kelebihan)
Penulis mencermati dan meneliti bahwa Buku Sejarah Kebudayaan Islam
kelas X Madrasah Aliyah terdapat kelebihan yaitu bahasa yang digunakan baik, kata-kata
yang diguanakan tertata dengan rapi, dalam penyajian materi sudah dijelaskan
dan dipaparkan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami.
2.
Weakneses (kelemahan/kekurangan)
Penulis mencermati dan meneliti bahwa Buku Sejarah Kebudayaan Islam
kelas X Madrasah Aliyah terdapat kekurangan yaitu urutan materi dengan standar
kompetensi masih terbalik sehingga membingungkan peserta didik, untuk rangkuman
materinya tidak sesuai dengan standar kompetensinya karena dalam rangkuman
materinya terlalu banyak daripada di standar kompetensi dan rangkuman materinya
itu tidak ada yang menyangkut di standar kompetensi.
3.
Opportunities (peluang)
Kurikulum 2013 dikembangkan sesuai dengan Satuan pendidikan, secara
profesional juga memberikan peluang pada guru-guru PAI untuk mengembangkan dan
menerapkannya pada siswa. Kurikulum 2013 harus lebih menitik beratkan beberapa
aspek diantaranya sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan
yang berefungsi sebagai tuntutan kebutuhan peserta didik dari lulusan
MA(Madrasah Aliyah) tersebut.
4.
Threat (ancaman/tantangan)
Dalam buku
kurikulum 2013 mempunyai banyak kekurangan, sehingga para guru lebih memilih
mengacu pada buku lain dan berpegang pada buku yang dirasa lebih lengkap, mudah
dipahami daripada buku kurikulum 2013.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari
pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa buku siswa Sejarah Kebudayaan
Islam Pendekatan Saintifik Kelas X ini berbasis Kurikulum 2013. Di dalam buku
ini terdapat banyak kelebihan dan kekurangan yang sudah di paparkan dalam analisis
SWOT. Dan di dalam analisis komprehensif telah dijelaskan kesesuaian antara :
1. Analisis Deskriftif
: yang didalmnya menjelaskan tentang cover buku dan materi.
2. Analisis Relefansi
: kesesuaian materi dalam buku dengan kompetensi inti yang di paparkan dalam
buku tersebut.
3. Analisisn Efisien
dan Efektifitas : Di dalamnya dijelaskan kurangnya efektif dalam pemaparan
kompetensi inti dan beberapa kekurangan di dalam buku tersebut.
4. Analisis
Pengembangan : di dalam kurikulum tersebut menekankan kepada siswa tentang
pengembangan diri, sikap, pengetahuan dan keterampilan.
B. Saran
Kami
sebagai pemakalah berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan semoga dengan pergantian kurikulum ini
dunia pendidikan khususnya di Indonesia menjadi lebih baik lagi, dan mampu
mencatak generasi penerus bangsa yang cerdas serta
berakhlaqul karimah. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Miftachul
dkk. 2014. Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam Kelas X Pendekatan
Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta : Kementerian Agama Republik
Indonesia.
full download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar