Sabtu, 14 Mei 2016

KELOMPOK 1 (TELAAH MATERI PAI III (Al-Qur’an Hadis Kelas 1))


MAKALAH
TELAAH MATERI PAI III
(Al-Qur’an Hadis Kelas 1)
Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Telaah Materi PAI III (SMA/SMK/MA)
Dosen Pengampu : ABDURROZAQ ASSOWY, Drs.


Di Susun Oleh :
Kelompok 1
1.      Vivi Fadhilatul Khasanah       : 141310003026
2.      Zahratus Saidah                      :1413100030
3.      Fil Dzatul Saidah                    :1413100030
4.      Nuur Muchammad                  :1413100030
 

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
SEMESTER IV FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Alamat: Jln. Taman Siswa, No. 09, Pekeng, Tahunan, Jepara, 59427
2016

  • untuk materi lainnya mampir sini gan 
KUMPULAN MAKALAH LENGKAP

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Judul
Judul buku yang kami telaah adalah “Buku Siswa Al-Qur’an Hadis” yang disusun oleh Mukarom Faisal Rosidin, Hj. Siti Mahfudhoh, dan H. Dudung Basori Alwi. Diterbitkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia, Jakarta. Buku ini berisi 140 halaman dan terbit di tahun 2014.
Menurut kami, judul buku tersebut sudah sesuai dengan program untuk dijadikan sebuah judul buku pada tingkat Madrasah Aliyah, dimana judul tersebut mempunyai maksud agar siswa Madrasah Aliyah bisa menerapkan pada kehidupan sehari-hari yaitu mengamalkan Qur’an dan Hadisnya.
B.     Penjelasan Materi Kelas X Semester I
Bab I : Al-Qur’an
Standar Kompetensi : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi Inti :
-       Menghayati keautentikan al-Qur’an sebagai wahyu Allah.
-       Menunjukkan sikap yang berpegang teguh untuk mengamalkan ajaran Al-Qur’an
-       Memahami pengertian al-Qur’an menurut para ulama’.
-       Menyajikan pengertian al-Qur’an yang disampaikan para ulama’.
Tujuan Pembelajran :
-       Untuk dapat menjelaskan pengertian al-Qur’an menurut para ulama’.
-       Untuk dapat menjelaskan nama-nama al-Qur’an.
-       Untuk dapat menunjukkan perilaku orang yang berpegang teguh kepada al-Qur’an.



A.      Materi pembelajaran
1.    Pengertian Al-Qur’an
Para ulama’ dalam bidang ilmu Al-Qur’an telah mendefinisikan al-Qur’an menurut pemahaman mereka masing-masing, baik secara etimologi maupun terminologi. Secara etimologi para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan al-Qur’an. Berikut adalah beberapa pendapat tersebut.
a.       Menurut Al-Lihyany (w. 215 H)
b.      Menurut Al-Asy’ari (w. 324 H)
c.       Menurut Al-Farra’ (w. 207 H)
d.      Menurut Az-Zujaj (w. 331 H)
e.       Menurut Asy-Syafi’i (w. 204 H)
Beberapa pendapat ulama mengenai definisi Al-Qu’an secara terminologi diantaranya :
a.       Syeikh Muhammad khudari Beik
Al-Qur’an adalah lafadz (firman Allah SWT) yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, untuk dipahami isinya dan selalu diingat, yang disampaikan dengan cara mutawatir, yang ditulis dalam mushaf, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas
b.      Subkhi Salih
c.       Syeikh Muhammad Abduh
2.    Nama-nama Al-Qur’an
Menurut As-Suyuti dalam kitab al-Itqan fi ‘ulum al-Qur’an menyebutkan bahwa al-Qur’an mempunyai 55 nama. Bahkan dalam (Ensiklopedi Islam untuk Pelajar), disebutkan ada 78 nama-nama bagi kitab suci al-Qur’an. Namun jika diperhatikan dan dicermati lebih lanjut berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an secara redaksional, maka akan didapatkan beberapa nama al-Qur’an adalah :
a.       Al-Quran (bacaan atau yang dibaca)
b.      Al-Kitab (kitab suci Allah)
c.       Al-Furqan (pembeda)
d.      Az-Zikr (pemberi peringatan)
e.       At-Tanzil (yang diturunkan)
3.    Perilaku orang yang berpegang teguh pada Al-Qur’an
Sebagai seseorang yang berpegang teguh pada Al-Qur’an kita harus memiliki budi pekerti yang luhur karena Al-Qur’an berisikan tuntunan yang berkaitan dengan akhlak, yaitu ajaran agar orang muslim memiliki budi pekerti yang aik serta etika kehidupan.
Sebagai seorang yang berpegang teguh pada Al-Qur’an kita harus melaksanakan ibadah karena Al-Qur’an berisikan tuntunan yang berkaitan dengan ibadah yakni sholat, puasa, zakat dan haji.
B.     Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan penugasan
C.    Strategi Pembelajaran
1.      Pendahuluan
·         Menyampaikan salam pembuka yang ramah dan menanyakan keadaan kesehatan,dan keinginannya.
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini.
·         Menggali pengetahuan awal kemampuan siswa tentang Al- Qur’an.
2.      Kegiatan Inti
3.      Penutup
·         Guru menyimpulkan kembali poin-poin pelajaran yang dibahas.
·         Memberikan tugas latihan soal agar siswa lebih menguasai.
·         Memberi salam penutup
D.    Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit Satu setengah jam, 15 menit untuk pedahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
E.     Refrensi
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
F.     Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah slide dan papan tulis.
G.    Evaluasi Hasil Belajar
Evalusi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
Bab II : Keotentikan Al-Qur’an
Kompetensi Dasar:
-       Meyakini Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
-       Menunjukkan perilaku cermat terhadap dalil syar’i sebagai implementasi dari belajar tentang bukti keotentikan al-Qur’an.
-       Memahami bukti keotentikan Al-Qur’an
-       Menunjukkan contoh bukti-bukti keontetikan Al-Qur’an
Tujuan pembelajaran :
-       Murid dapat menjelaskan bukti-bukti keotentikan al-Qur’an.
-       Murid dapat membuktikan keotentikan al-Qur’an ditinjau dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatannya dan sejarahnya.
-       Murid dapat menunjukkan contoh keotentikan al-Qur’an.
A.  Materi Pembelajaran
1.    Al-Qur’an Merupakan Mu’jizat
Secara etimologi kata Mu’jizat berbentuk (isim fa’il) yang berasal dari kata :
اَعْجَزَ – يُعْجِزُ – اِعْجَازً – مُعْجِزٌ / مُعْجِزَةٌ
       Yang berarti melemahkan atau mengalahkan lawan.
Secara terminologi, Manna’ Al-Qathan mendefinisikan Mu’jizat sebagai berikut : mu’jizat adalah sesuatu yang menyalahi kebiasaan disertai dengan tantangan dan selamat dari perlawanan.
Mu’jizat hanya diberikan oleh Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul-Nya dalam menyampaikan risalah Ilahi terutama untuk menghadapi umatnya yang menolak atau tidak mengakui kerasulan mereka. Me’jizat berfungsi sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan mereka, bahwa mereka adalah benar-benar para Nabi dan Rasul (utusan) Allah yang membawa risalah kebenaran dari Allah SWT. Adapun tujuan diberikannya mu’jizat adalah agar para Nabi dan Rasul mampu melemahkan dan mengalahkan orang-orang kafir yang menentang dan tidak mengakui atas kebenaran kenabian dan kerasulan mereka.
2.    Syarat-syarat Mu’jizat
Suatu kejadian atau peristiwa dikatakan sebagai Mu’jizat apabila memenuhi syarat-syarat berikut :
a.       Mu’jizat adalah sesuatu yang tidak sanggup dilakukan oleh siapapun selain Allah SWT.
b.      Mu’jizat adalah sesuatu yang menyalahi kebiasaan atau tidak sesuai dengan kebiasaan dan berlawanan dengan hukum alam.
c.       Mu’jizat harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh sseorang yang mengaku membawa Risalah Ilahi sebagai bukti atas kebenaran pengakuannya.
3.    Macam-macam Mu’jizat
a.       Mu’jizat Hissi ialah mu’jizat yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dicium oleh hidung, diraba oleh tangan dan atau dirasa oleh lidah, tegasnya dapat dicapai dan ditangkap oleh pancaindra. Mu’jizat Hissi ini dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya hanya diperlihatkan kepada umat tertentu dan di masa tertentu.
b.      Mu’jizat Ma’nawi ialah mu’jizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan kekuatan panca indera, tetapi harus dicapai dengan kekuatan “aqli” atau dengan kecerdasan pikiran. Berbeda dengan mu’jizat Hissi, mu’jizat Ma’nawi bersifat universal dan eternal (abadi), yakni berlaku untuk semua umat manusia sampai akhir zaman.
4.    Pengertian I’jazul Qur’an
I’jazul Qur’an adalah menetapkan kelemahan manusia dan jin baik secara individual maupun kolektif untuk mendatangkan semisal Al-Qur’an. Mu’jizat Al-Qur’an bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran pada manusia bahwa al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT dan sekaligus merupakan bukti kerasulan Muhammad SAW.
5.    Aspek-aspek Kemu’jizatan Al-Qur’an
I’jaz al-Qur’an sesngguhnya terdapat dalam dirinya sendiri. Tegasnya kemu’jizatan al-Qur’an ada dalam kandungannya, bukan diluarnya. Jadi, kitab suci ini tidak membutuhkan keterangan lain di luar dirinya untuk membuktikan bahwa ia adalah Mu’jizat terbesar Nabi Muhammad SAW.
Secara garis besar ada dua aspek kemu’jizatan al-Qur’an yaitu : pertama, aspek gaya bahasa dan uslubnya yang sangat indah dan menakjubkan, sangat berbeda dengan gaya bahasa dan uslub bahasa Arab, dan kedua, aspek isi kandungannya yang tidak mungkin dibuat oleh manusia, diantaranya : berita tentang hal-hal ghaib baik berkenaan dengan peristiwa yang telah lampau maupun yang akan terjadi baik di dunia maupun di akhirat. I’jazul ilmi yaitu kemu’jizatan al-Qur’an berkenaan dengan isyarat ilmu pengetahuan yang ternyata sesuai dengan ilmu pengetahuan modern, dan penetapan hukum yang berlaku universal, bukan saja untuk umat islam tetapi juga seluruh umat manusia.
6.    Keotentikan Al-Qur’an
Allah SWT menegaskan akan senantiasa menjaga atau memelihara kesucian, kemurnian dan keotentikan kitab suci Al-Qur’an. Hal ini dapat dijelaskan dalam QS. Al-Hijr ayat 9 :
إِنَّانَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُوْنَ
sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti kami (pula) yang memeliharanya” (QS al-Hijr : 9)
Sejak diturunkan hingga akhir zaman kelak kemurnian dan keotentikan al-Qur’an akan senantiasa terjaga. Hal ini disebabkan karena kemu’jizatan yang terkandung di dalam Al-Qur’an itu sendiri, baik dari aspek bahasa dan uslubnya maupun dari aspek isi kandungannya yang memang terbukti tak satupun manusia yang dapat meniru.
B.     Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode cerama, diskusi  dan penugasan
C.    Strategi Pembelajaran
1.      Pendahuluan
·         Menyampaikan salam pembuka yang ramah dan menanyakan keadaan kesehatan,dan keinginannya.
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini.
·         Menggali pengetahuan awal kemampuan siswa tentang keotentikan al-qur’an.
2.      Kegiatan Inti
3.      Penutup
·         Guru menyimpulkan kembali poin-poin pelajaran yang dibahas.
·         Memberikan tugas latihan soal agar siswa lebih menguasai.
·         Memberi salam penutup
D.    Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit Satu setengah jam, 15 menit untuk pedahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.


E.     Sumber dan Refrensi Pembelajaran
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
F.     Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah slide dan papan tulis.
G.    Evaluasi Hasil Belajar
Evalusi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
Bab III : Tujuan dan Fungsi Al-Qur’an
Kompetensi Dasar :
-       Memfungsikan Al-Quran secara tepat dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
-       Menujukkan perilaku yang mengamalkan ajaran Al-Quran
-       Memahami tujuan dan fungsi Al-Quran
-       Menceritakan kisah orang yang menjadikan Al-Quran sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Tujuan Pembelajaran :
-       Murid dapat menjelaskan tujuan dan fungsi al-Qur’an.
-       Murid dapat menunjukkan perilaku orang yang memfungsikan al-Qur’an.
-       Murid dapat menerapkan fungsi al-Qur’an.
A.  Materi Pembelajaran
1.    Kedudukan Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber pokok bagi ajaran islam. Al-Qur’an juga merupakan sumber hukum yang utama dan pertama dalam islam. Sebagai sumber pokok ajaran islam, al-Qur’an berisi ajaran-ajaran yang lengkap dan sempurna yang meliputi seluruh aspek yang dibutuhkan dalam kehidupan umat manusia, terutama umat islam.
Sebagian ulama’ menafsirkan lafaz حَبْلُ اللهِ  dengan Al-Qur’an. Dengan demikian ayat tersebut mengisyaratkan agar manusia khususnya umat islam untuk senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam.
Dalam QS. An-Nisa’ ayat 59, Allah SWT juga menegaskan :
Wahai orang-orang yang beriman ! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad SAW), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. QS. An-Nisa’ : 59
2.    Tujuan dan Fungsi Al-Qur’an
a.       Al-Qur’an sebagai Petunjuk bagi Manusia
Al-Qur’an telah diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril a.s. sebagai petunjuk bagi manusia. Dengan mengikuti petunjuk Al-Qur’an tersebut, manusia akan mempunyai arah dan tujuan hidup yang jelas dalam menjalani hidup dan kehidupannya.
Adapun ayat yang lebih khusus menegaskan bahwa Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia yang bertakwa
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ
“kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya ; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” QS. Al-Baqarah : 2
QS. Fussilat : 44
b.      Al-Qur’an sebagai Sumber Pokok Ajaran Islam
Dalam sebuah ayat, Allah SWT menegaskan bahwa al-Qur’an diturunkan dengan membawa kebenaran hakiki yang berfungsi sebagai dasar penetapan hukum yang harus dipegang teguh oleh Nabi Muhammad SAW, tidak boleh sedikitpun menyimpang dari Al-Qur’an. Dan tentunya hal ini juga harus dipegang teguh oleh umat islam. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. An-Nisa’ ayat 105 :
“Sungguh, kami telah menurunkan kitab (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad SAW) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah SWT kepadamu dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat”. QS. An-Nisa’ : 105
c.       Al-Qur’an sebagai Peringatan dan Pelajaran bagi Manusia
Al-Qur’an merupakan kitab suci dengan konsep ajaran yang salah satu ajarannya adalah berupa sejarah atau kisah umat terdahulu. Dalam kisah-kisah itu dijelaskan bahwa ada di antara umat manusia sebagian orang-orang yang beriman, taat dan sholeh, namun ada pula sebagian yang lain orang-orang yang kafir, maksiat. Kepada mereka yang sholeh, Allah SWT menjanjikan kebaikan di dunia dan pahala (surga) di akhirat karena ridha-Nya, sebaliknya kepada mereka yang kafir, durhaka dan tidak shalih, Allah SWT mengancam dengan ancaman hukuman dan adzab baik di dunia maupun di akhirat.
Berikut ayat-ayat yang menjelaskan hal tersebut : QS. Al-An’am ayat 92 dan QS. Al-A’raf ayat 2.
B.     Strategi Pembelajaran
1.      Pendahuluan
·         Menyampaikan salam pembuka yang ramah dan menanyakan keadaan kesehatan,dan keinginannya.
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini.
·         Menggali pengetahuan awal kemampuan siswa tentang tujuan dan fungsi Al-Qur’an.
2.      Kegiatan Inti
3.      Penutup
·         Guru menyimpulkan kembali poin-poin pelajaran yang dibahas.
·         Memberikan tugas latihan soal agar siswa lebih menguasai.
·         Memberi salam penutup.
C.    Waktu Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit Satu setengah jam, 15 menit untuk pedahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
D.    Sumber dan Refrensi Pembelajaran
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
E.     Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode diskusi dan penugasan.
F.     Media Pembelajaran
Media yang digunakan untuk menunjang pembelajaran adalah papan tulis.
G.    Evaluasi Hasil Belajar
Evalusi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.

BAB IV  : Pokok-Pokok Isi Al-Qur’an
Kompetensi Dasar :
-       Meyakini kebenaran nilai-nilai yang terdapat pada pokok-pokok isi Al-Quran.
-       Menunjukkan perilaku yang menjadikan Al-Quran sebagai sumber hukum dalam kehidupan sehari-hari.
-       Memahami pokok-pokok isi Al-Quran.
-       Memaparkan pokok-pokok ajaran Al-Quran beserta contoh-contohnya dalam ayat.
Tujuan Pembelajaran :
-       Peserta didik dapat mengidentifikasi pokok-pokok isi al-Qur’an.
-       Peserta didik dapat menunjukkan ayat terkait dengan pokok isi al-Qur’an.
-       Peserta didik dapat menjelaskan kandungan ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur’an.
A.  Materi Pembelajaran
1.    Pokok-pokok isi Kandungan Al-Qur’an
Meyakini kebenaran nilai-nilai yang terdapat pada poko-pokok isi  Al-Qur’an. Isi kandungan Al-Q ur’an  itu selanjutnya dapat digali dan dikembangkan menjadi beberapa bidang. Secara garis besar isi kandungan dalam al-qur’an adalah:
a.       Akidah
Akidah adalah sebagai suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan dimanifestasikan atau dalam bentuk amal perbuatan.
Inti polok ajaran akidah adalah masalah tauhid, yakni keyakinan bahwa Allah maha Esa. Setiap muslim wajib meyakini ke-Maha Esa-an Allah. Orang yang tidak meyakini ke-Maha Esa-an Allah Swt dan meyakini adanya tuhan slain Allah bererti ia kafir. Al-Qur’an banyak menjelaskan tentang pokok-pokok akidah yang terkandung didalam Q.S al-ikhlas:1-4.
b.      Ibadah dan Muamalah
Ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah Swt, dengan tunduk taat dan patuh kepada-Nya.
c.    Akhlak
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul sepontan dalam tingkah laku hidup sehari-hari. Dalam konsep bahasa indonesia, akhlak semakna dengan etika atau moral. Akhlak merupakan satu fundamen penting dalam ajaran islam, sehingga Rasulullah saw menegaskan dalam sebuah hadis bahwa tujuan diutusnya beliau adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak mulia.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُـولُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ أِنَّمَا بُعِثْتُ لأِتَـمِّمَ صـَالِحَ الأَخْلأَقِ (رواه احمد)
Artinya:”dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw. Bersabda:” bahwasannya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik”.”(H.R Ahmad)


d.   Hukum
Hukum sebagai salah satu isi poko ajaran al-qur’an berisi kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh dari umat manusia. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman kepada umat manusia agar kehidupannya menjadi adil, aman, tentram, teratur, sejahtera, bahagia, dan selamat di dunia maupun diakhirat kelak.   
e.    Sejarah atau Kisah Umat Masa Lalu
Al-Qur’an sebagai kitab suci bagi umat islam banyak menjelaskan tentang sejarah atau kisah umat pada masa lalu. Sejarah atau kisah-kisah tersebut bukan hanya sekedar cerita atau dongeng semata, tetapi dimaksudkan untuk menjadi ‘ibrah (pelajaran) bagi umat islam. Ibrah tersebut dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk dapat menjalani kehidupan agar senantiasa sesuai dengan petunjuk dan keridlaan Allah Swt.
f.     Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan (Sains) dan Teknologi.
Al-Qur’an adalah kitab suci ilmiah, banyak ayat yang memberikan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat potensial untuk kemudian dapat dikembangkan guna kemaslahatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2.    Perilaku Orang Yang Menjadikan Al-Qur’an Sebagai Pedoman Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Orang yang menjadikan al-qur’an sebagai pedoman dalam hidupnya selalu mempelajari al-qur’an. Dengan mempelajari al-qur’an seseorang akan terlepas dari kebodohan dan kesesatan dalam mengarungi kehidupan ini, dan hati akan lembut dan terhindar dari penyakit-penyakit hati atau ruhani. Dada akan senantiasa lapang dan luas dalam menerima petunjuk-petunjuk dan titah-titah ketuhanan. Akal pikiran menjadi cerdas dan terbebas dari kesesatan berpikir picik dan dangkal. Perilaku akan terhindar dari gerak jiwa yang dapat mendatangkan petaka dan kerugian bagi diri, orang lain maupun lingkungannya. Seluruh aktivitas diri akan terarah dan menuju kebenaran. Rasulullah saw bersabda: “sebaik-baik manusia adalah siapa yang belajar al-qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain”.(H.R Bukhari dari Usman ibn ‘Affan Ra.)
B.     Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan penugasan
C.    Strategi Pembelajaran
1.      Pendahuluan
·         Menyampaikan salam pembuka yang ramah dan menanyakan keadaan kesehatan,dan keinginannya.
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini.
·         Menggali pengetahuan awal kemampuan siswa tentang pokok-pokok isi al-qur’an.
2.      Kegiatan Inti
3.      Penutup
·         Guru menyimpulkan kembali poin-poin pelajaran yang dibahas.
·         Memberikan tugas latihan soal agar siswa lebih menguasai.
·         Memberi salam penutup
D.    Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit Satu setengah jam, 15 menit untuk pedahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
E.     Refrensi
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.

F.     Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah slide dan papan tulis.
G.    Evaluasi Hasil Belajar
Evalusi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
BAB V : Manusia Sebagai Hamba Allah Dan Khalifah Dibumi
Kompetensi Dasar :
-       Beramal sesuai dengan kandungan surat al-Mu’minin [23]: 12-14; al_Nahl [16] : 78; al-Baqarah [2] : 30-32; dan az-Zariyat [51] : 56 (dalam kehidupan sehari-hari).
-       Memiliki sikap yang mencerminkan fungsi manusia baik sebagai hamba Allah SWT maupun khalifah-Nya di bumi sebagaimana yang terkandung dalam kandungan surat al-Mu’minin [23]: 12-14; al_Nahl [16] : 78; al-Baqarah [2] : 30-32; dan az-Zariyat [51] : 56.
-       Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai hamba Allah SWT dan khalifah di bumi pada surat al-Mu’minin [23]: 12-14; al_Nahl [16] : 78; al-Baqarah [2] : 30-32; dan az-Zariyat [51] : 56.
-       Mendemonstrasikan hafalan dan arti per kata ayat-ayat al-Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai hamba Allah SWT dan khalifah di bumi pada surat al-Mu’minin [23]: 12-14; al_Nahl [16] : 78; al-Baqarah [2] : 30-32; dan az-Zariyat [51] : 56.
Tujuan Pembelajaran :
-       Murid dapat membaca surat al-Mu’minin [23]: 12-14; al_Nahl [16] : 78; al-Baqarah [2] : 30-32; dan az-Zariyat [51] : 56.
-       Murid dapat menerjemahkan surat al-Mu’minin [23]: 12-14; al_Nahl [16] : 78; al-Baqarah [2] : 30-32; dan az-Zariyat [51] : 56.
-       Murid dapat menjelaskan surat al-Mu’minin [23]: 12-14; al_Nahl [16] : 78; al-Baqarah [2] : 30-32; dan az-Zariyat [51] : 56.
A.  Materi Pembelajaran
1.    Memahami Al-Qur’an
a.      Q.S al-mu’minun ayat 12-14
Artinya: Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Penjelasan ayat: Proses penciptaan manusi berasal dari saripati tanah lalu air mani dalam rahim, segumpal darah, segumpal daging, tulang-belulang yang dibungkus dengan daging.
b.      Q.S al-nahl ayat: 78
Artinya: “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Penjelasan ayat: Manusia lahir dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, kemudian Allah Swt menganugerahi pendengaran, penglihatan, hati.
c.       Q.S al-baqarah ayat: 30-32
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". Dan dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!". Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Penjlasan ayat: Manusia ditugasi sebagai khalifah dimuka bumi karena keleihan manusia jika dibandingkan makhluk lain termasuk malaikat kelebihan allah swt  kelengkapan unsur penciptaan manusia, yaitu jasad fisik, ruh termasuk didalamnya nafsu, dan yang terpenting kelebihan akal pikiran.
d.      Q.S al-Zariyah ayat: 56
Artinya:”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Penjelasan ayat: Menjelaskan bahwa tujuan diciptakannya jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya.
2.    Perilaku Hamba Allah dan Khalifah dibumi
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
a.      Q.S al-Mu’minun ayat 12-14
Selalu sadar diri  bahwa kita diciptakan dari sesuatu yang hina. Senantiasa mengakui kemahakuasaan Allah yang telah menjadikan kita dari sesuatu yang hina. Senatiasa bersyukur kepada Allah yang telah menjadikan kiat sebaik-baik bentuk.
b.      Q.S al-Nahl ayat 78
Senantiasa mengakui kebenaran dan bersyukur kepada Allah, yang telah menganugerahi kita pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. 
c.       Q.S al-Baqarah ayat 30-32
Senantiasa mendiskusikan segala sesuatu dengan yang lain sebelum diputuskan untuk melakukannya. Dan menerima dengan lapang dada kelebihan yang lain atas dirinya.
d.      Q.S az-Zariyat ayat 56
Selalu beribadah hanya kepada Allah. Dan mensyukuri segala nikat yang Allah berikan kepada kita.
B.     Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan penugasan, dan hafalan ayat Al-Quran dan hadist yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
C.    Strategi Pembelajaran
1.      Pendahuluan
·         Menyampaikan salam pembuka yang ramah dan menanyakan keadaan kesehatan,dan keinginannya.
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini.
·         Menggali pengetahuan awal kemampuan siswa tentang manusi sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi.
2.      Kegiatan Inti
3.      Penutup
·         Guru menyimpulkan kembali poin-poin pelajaran yang dibahas.
·         Memberikan tugas latihan soal agar siswa lebih menguasai.
·         Memberi salam penutup
D.    Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit Satu setengah jam, 15 menit untuk pedahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
E.     Refrensi
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
F.     Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah slide dan papan tulis.
G.    Evaluasi Hasil Belajar
Evalusi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
C.    Penjelasan Materi Kelas X Semester II
BAB I : Memahami Hadis, Sunah, Khabar Dan Atsar
 Standar Kompetensi
-       Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
-       Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai) santun, rensponsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
-       Memahami, menerapkan , dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
-       Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar
-       Memahami pengertian hadis, sunnah, khabar, dan asar.
-       Mendeskripsikan substansi perbedaan dan persamaan pengertian hadis, sunnah, khabar, dan asar.
Tujuan Pembelajaran :
-       Peserta didik dapat menjelaskan pengertian hadis, sunnah, khabar, dan asar.
-       Peserta didik dapat membedakan hadis, sunnah, khabar, dan asar.
-       Peserta didik dapat mengidentifikasi persamaan hadis, sunnah, khabar, dan asar.
A.    Materi Pembelajaran
1.      Pengertian Hadis
Secara etimologi, hadis mempunyai beberapa arti yang baru (جديد) yang dekat (قريب) dan warta atau berita(خبر ) sedangkan hadis secara terminologi adalah:      أقوال صلى الله عليه وسلم وأفعاله وأحواله
Artinya:“segala ucapan Nabi Saw, segala perbuatan serta keadaan atau perilaku beliau”.
2.      Pengertian Sunnah
Menurut bahasa kata sunnah merupakan derivasi dari kata sanna – yasunnu–sunnatan. Kata itu berarti cara, jalan yang ditempuh, tradisi (adatkebiasaan), atau ketetapan, apakah hal itu baik atau tidak, terpuji atau tercela. Menurut ahli hadis, sunnah adalah:
كل ما أثر عن النبي صلى الله عليه وسلم من قول وفعل وتقرير أو صفة خلقية أو سيرة سواء أكان ذلك قبل البعثة أم بعداها
Artinya:“Segala yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat, budi pekerti, maupun perjalanan hidupnya, baik sebelum beliau diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya.”
3.      Pengertian Khabar
Khabar menurut bahasa berarti: warta/berita yang disampaikan dari seseorang kepada seseorang. Adapun pengertian khabar menurut istilah ahli hadis yaitu :
مَا أُضِيْفَ إلى الني صلى الله عليه وسلم أَوْغَيْرِهِ
Artinya:“Segala sesuatu yang disandarkan atau berasal dari Nabi Saw, atau dari yang selain Nabi Saw.”
4.      Pengertian Asar
Menurut bahasa, asar artinya bekasan sesuatu atau sisa sesuatu. Asar berarti pula nukilan (yang dinukilkan). Karena itu doa yang dinukilkan atau berasal dari Nabi Saw, dinamakan doa ma’fur. Adapun pengertian Atsar menurut istilah, kebanyakan ulama berpendapat bahwa afar mempunyai pengertian yang sama dengan khabar dan hadis.
5.      Persamaan Persamaan Hadis, Sunnah, Khabar, Asar      
Menurut sebagian ulama, antara ke empat istilah ini adalah muradif atau mempunyai pengertian yang sama. Alasannya adalah:
مَا أُضِيْفُ إِلَى النبي صلى الله عليه وسلم مِنْ قَوْلٍ أوْ فِعْلٍ أَتَقْرِيْرٍ
Artinya :“ Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw, baik berupa perkataan, perbuatan maupun taqrir (ketetapan) beliau.
6.      Perbedaan Hadis, Sunnah, Khabar, dan Asar
Menurut sebagian ulama, sunnah lebih luas dari hadis. Sunnah adalah segala yang dinukilkan dari Nabi Muhammad Saw, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun pengajaran, sifat, kelakuan dan perjalanan hidup, baik sebelum maupun sesudah diangkat menjadi nabi dan rasul. Titik berat sunnah adalah kebiasaan normatif Nabi Muhammad Saw. Khabar selain dinisbahkan kepada Nabi Muhammad Saw, dapat juga dinisbahkan kepada sahabat dan tabiin. Khabar lebih umum dari hadis, karena masuk didalamnya semua riwayat yang bukan dari Nabi Muhammad Saw. Asar lebih sering digunakan untuk sebutan bagi perkataan sahabat Nabi Muhammad Saw, meskipun kadang-kadang dinisbahkan kepada beliau.
B.     Strategi Pembelajaran
1.      Pendahuluan
·         Menyampaikan salam pembuka yang ramah dan menanyakan keadaan kesehatan,dan keinginannya.
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini.
·         Menggali pengetahuan awal kemampuan siswa tentang memahami hadis, sunah, khabar dan atsar.
2.       Kegiatan Inti
3.      Penutup
·         Guru menyimpulkan kembali poin-poin pelajaran yang dibahas.
·         Memberikan tugas latihan soal agar siswa lebih menguasai.
·         Memberi salam penutup
C.     Waktu Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit Satu setengah jam, 15 menit untuk pedahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
D.    Refrensi Pembelajaran
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
E.     Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah ceramah dan metode penugasan.
F.      Evaluasi Hasil Belajar
Evalusi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.





BAB  II : Memahami Unsur-Unsur Hadis
Kompetensi Dasar :
-       Memahami unsur-unsur hadis.
-       Menyajikan unsur-unsur hadis.
Tujuan Pembelajaran
-       Peserta didik dapat menjelaskan pengertian sanad, matan dan rawi dengan benar.
-       Peserta didik dapat menerapkan pengertian sanad, matan dan rawi dalam hadis dengan benar.
1.    Materi Pembelajaran
1.      Sanad
Dari segi bahasa, sanad artinya yang menjadi sandaran, tempat bersandar, arti yang lain sesuatu yang dapat dipegangi atau dipercaya. Dalam istilah ilmu hadis sanad ialah rangkaian urutan orang-orang yang menjadi sandaran atau jalan yang menghubungkan satu hadis atau sunnah sampai pada Nabi Saw. Sanad menurut istilah ahli hadis yaitu:
أَالطَّرِيْقُ المُوْصِلُ إِلَى المَتْنِ 
Artinya:
Jalan yang menyampaikan kepada matan hadis.”
2.      Matan
Dari segi bahasa, matan berarti punggung jalan,Tanah gersang atau tandus, membelah, mengeluarkan, mengikat. Matan menurut istilah Ilmu Hadis yaitu:
مَانْتَهَى إِلَيْهِ السَّنَدُ مِنَالكَلاَمِ فَهُوَ نَفْسُ الْحَدِيْثِ الَّذِي ذُكِرَ الأِسْنَادُ لَهُ
Artinya:
“Perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi Saw, yang disebut sesudah habis disebutkan sanadnya.”
3.      Rawi
Rawi yaitu orang yang memindahkan hadis dari seorang guru kepada orang lain atau membukukannya ke dalam suatu kitab hadis. Rawi pertama adalah para sahabat dan rawi terakhir adalah orang yang membukukannya, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Ahmad dan lain-lain. 

B.     Strategi Pembelajaran
1.      Pendahuluan
·         Menyampaikan salam pembuka yang ramah dan menanyakan keadaan kesehatan,dan keinginannya.
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini.
·         Menggali pengetahuan awal kemampuan siswa tentang unsur-unsur Hadis.
2.      Kegiatan Inti
3.      Penutup
·         Guru menyimpulkan kembali poin-poin pelajaran yang dibahas.
·         Memberikan tugas latihan soal agar siswa lebih menguasai.
·         Memberi salam penutup
C.    Waktu Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit Satu setengah jam, 15 menit untuk pedahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
D.    Sumber dan Refrensi Pembelajaran
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
E.     Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan berupa metode ceramah dan metode tanya jawab.
F.     Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang tepat digunakan adalah berupa slide show.
G.    Evaluasi Hasil Belajar
Evalusi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.

BAB III : Macam-macam Sunnah Nabi SAW
Kompetensi Dasar :
-       Mengidentifikasikan macam-macam sunnah ( Qauliyah, Fi’liyah, Taqririyah dan Hammiyah) dan fungsinya terhadap Al-Qur’an.
-       Mempresentasikan contoh macam-macam sunnah (Qauliyah, fi’liyah, Taqririyah, dan Hammmiyah).


Tujuan Pembelajaran
-       Murid dapat menjelaskan macam-macam sunnah dan fungsinya terhadap Al-Qur’an.
-       Murid dapat mngidentifikasi macam-macam sunnah.
-       Murid dapat menunjukkan contoh macam-macam sunnah.
A.    Materi Pembelajaran
1.      Kedudukan Hadis sebagai sumber hukum islam
Al-Qur’an dan Hadis merupakan dua sumber hukum pokok syari’at islam yang tetap, dan orang islam tidak akan mungkin bisa memahami syari’at islam secara mendalam dan lengkap tanpa kembali pada kedua sumber islam tersebut.seorang mujtahid dan seorang ulama’pun tidak diperbolehkan hanya mencukupkan diri dengan mengambil salah satu dari keduanya. Firman Allah untuk mempercayai Hadis sebagai sumber Hukum:
Artinya:“Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, yang kalian tidak akan tersesat selagi kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu berupa kitab Allah dan Sunnah Rassul-Nya (HR. Malik.)
2.      Fungsi Hadis terhadap Al-Qur’an
a)    Bayan At-Taqrir
Bayan At-Taqrir disebut juga bayan al-ta’kid dan bayan al-itsbat yang dimaksut bayan ini adalah memperkuat dan mengokohkan apa yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an.
b)   Bayan Al-Tafrsir
Yang dimaksud bayan al-tafsir adalah kehadiran hadis berfungsi untuk memberikan penjelasan, rincian dan tafsiran, terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat global, memberikan persyaratan atau batasan ayat-ayat yang bersifat umum dan mengkhususkan ayat masih bersifat umum.
c)    Bayan At-Tasyri’
Yang dimaksud bayan At-Tasyri’ adalah memunculkan hukum-hukum yang tidak didapati dalam Al-Qur’an atau dalam Al-Qur’an terdapat pokok-pokoknya saja.



B.     Strategi Pembelajaran
4.      Pendahuluan
·         Menyampaikan salam pembuka yang ramah dan menanyakan keadaan kesehatan,dan keinginannya.
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini.
·         Menggali pengetahuan awal kemampuan siswa tentang macam-macam sunnah nabi.Kegiatan Inti
5.      Penutup
·         Guru menyimpulkan kembali poin-poin pelajaran yang dibahas.
·         Memberikan tugas latihan soal agar siswa lebih menguasai.
·         Memberi salam penutup
C.    Waktu Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit Satu setengah jam, 15 menit untuk pedahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
D.  Sumber dan Refrensi Pembelajaran
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
E.  Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan berupa metode ceramah dan metode tanya jawab.
F.   Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang tepat digunakan adalah berupa slide show.
G. Evaluasi Hasil Belajar
Evalusi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
BAB IV : Pembagian Hadis Dari Segi Kwantitas Dan Kwalitasnya
Kompetensi Dasar :
-       Meyakini hadis shahih dan hasan sebagai dasar hukum ajaran Islam
-       Berpegang teguh pada hadis shahih dan hasan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
-       Menghayati nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam hadis yang  shahih.
-       Menunjukkan sikap kritis dalam mengamalkan hadis sebagai dasar dalam kehidupan sehari-hari
-       Menunjukkan perilaku yang menggunakan hadis sebagaimana fungsinya yang telah dipelajari
-       Menunjukkan perilaku yang selektif terhadap keanekaragaman hadis
-       Memahami pembagian hadis dari segi kuantitas dan kualitasnya
-       Mempresentasikan pembagian hadis dari segi kuantitas dan kualitasnya.
Tujuan Pembelajaran:
-       Peserta didik dapat menjelaskan pembagian hadis dari segi kuantitas rawi dengan benar.
-       Peserta didik dapat menjelaskan pembagian hadis dari segi kualitas sanad dengan benar.
-       Peserta didik dapat mengklasifikasikan pembagian hadis dengan benar.
A.  Materi Pembelajaran
1.    Hadist Ditinjau dari Segi Kwantitas
a.    Hadis Mutawatir
Kata Mutawatir secara etimologi berarti Muttabi’ (متبع) atauمتتبع  yang artinya yang datang beturut-turut dan tidak ada jarak. Sedangkan secara terminologi hadis mutawatir adalah
الحديث المتواتر هو الحديث عن محسوس الذي رواه عدد جم في العادة حالة اجتماعهم
وتواطئهم على الكذب
“Hadis mutawatir adalah hadis yang merupakan tanggapan pancaindera, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat untuk dusta.”
b.    Hadis Ahad
Hadis ahad dibagi menjadi tiga macam, yaitu hadis masyhur, hadis aziz, dan hadis garib.
1.    Hadis Masyhur adalah
ما رواه الثلاثة فأ كثر ولم يصل درجة التواتر
“Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih, namun belum mencapaiderajat mutawatir.”
2.    Hadis Aziz adalah:
ما رواه اثنان ولو كان فى طبقة واحدة ثم رواه بعد ذلك جماعة                                                                                       
“Hadis yang diriwayatkan oleh dua orang pada satu habaqah (tingkatan). Kemudian pada habaqah selanjutnya banyak rawi yang meriwayatkannya.”
3.    Hadis Gharib Secara etimologi kata gharib dari gharaba - yaghribu yang artinya menyendiri, asing, atau terpisah. Sedangkan secara terminologi hadis gharib adalah:
ماانفرد بروايته شحص فى اي موضع وقع التفرد به من السند 
“Hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi, di manapun tempat sanad itu terjadi.”
H.  Hadis Gharib Mutlak (fardun) adalah hadis yang ke-ghariban-nya terletak pada asal sanad. Maksudnya, hadis pada saat disampaikan oleh Rasul Saw, hanya diterima oleh satu orang sahabat.
I.     Hadis Gharib yaitu apabila keghariban terjadi pada pertengahan sanadnya, bukan pada asal sanadnya. Maksudnya satu hadis yang diriwayatkan oleh lebih dari satu orang rawi pada asal sanadnya, kemudian dari semua rawi itu hadis ini diriwayatkan oleh satu orang rawi saja yang mengambil dari para rawi tersebut.
2.    Hadis Ditinjau dari Segi Kualitas
a.    Hadis Sahih menurut Ibnu Shalah adalah:
أما الحديث الصحيح فهو الحديث المسند الذي يتصل إسناده بنقل العدل الضابط إلى منتهاه
 ولا يكون شاذا ولا معللا
Hadis sahih adalah hadis musnad (hadis yang mempunyai sanad) yang bersambung sanadnya, dan dinukil oleh seorang yang adil dan dabit dari orang yang adil dan iabih, hingga akhir sanadnya, tanpa ada kejanggalan dan cacat.
syarat-syarat sebagai berikut:
-            Hadisnya musnad. Maksudnya yaitu hadis tersebut disandarkan kepada Nabi Saw, dengan disertai sanad.
-            Sanadnya bersambung. Artinya, antara rawi dari sanad hadis tersebut pernah bertemu langsung dengan gurunya.
-            Seluruh rawinya adil dan iabih. Maksud rawi yang adil yaitu rawi yang bertakwa dan menjaga kehormatan dirinya, serta dapat menjauhi perbuatan buruk dan dosa besar seperti syirik, fasik, dan bid’ah.
Hadis sahih diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sahih li katihi dan sahih li gairihi.
1.    Sahih li jatihi yaitu Hadis yang memenuhi syarat-syarat hadis sahih, seperti rawi harus adil, rawi kuat ingatannya (iabih), sanadnya tidak putus, matannya tidak mempunyai cacat, dan tidak ada kejanggalan.
2.    Sahih li Gairihi Artinya yang sahih karena yang lainnya, yakni menjadi sahih karena dikuatkan oleh sanad atau keterangan lain. Hukum memakai hadis sahih adalah wajib, sebagaimana kesepakatan para ahli hadis dan para fuqaha. Argumennya adalah hadis sahih adalah salah satu sumber hukum syariat, sehingga tidak ada alasan untuk mengingkarinya.
b.    Hadis Hasan
Kata hasan berasal dari kata al-husnu yang berarti al-jamalu, yang artinya kecantikan dan keinahan. Adapun tentang definisi hadis hasan, ada perbedaan pendapat di kalangan para muhadditsin.
Pendapat Abu Isa at-Tirmizi tentang hadis hasan:
أن لا يكون فى إسناده من يتهم بالكذب ولا يكون حديثا شذا ويروي من غير وجه نحو ذلك
Hadis yang dalam sanadnya tidak terdapat orang yang tertuduh bohong, hadisnya tidak janggal, serta diriwayatkan tidak hanya dalam satu jalur rawian.
Hukum memakai hadis hasan sama dengan hadis sahih, walaupun dari sisi kekuatannya hadis hasan berada di bawah level hadis sahih. Demikian menurut ahli fikih (fuqaha’) dan mayoritas ahli hadis juga memakai hadis hasan sebagai hujjah, seperti al-Hakim, Ibnu Hibban, dan Ibnu Khuzaimah. Namun, pengelompokan hadis hasan ke dalam hadis sahih itu disertai pendapat bahwa hadis hasan tersebut di bawah kualitas hadis sahih.
c.    Hadis daif adalah:
ما لم يجمع صفات القبول بفقد شرط من شروطه
“Hadis yang tidak memenuhi syarat diterimanya suatu hadis dikarenakan hilangnya salah satu syarat dari beberapa syarat yang ada.”
B.  Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode hafalan, diskusi serta metode tanya jawab.
C.  Strategi Pembelajaran
1.    Pendahuluan
·      Menyampaikan salam pembuka yang ramah dan menanyakan keadaan kesehatan,dan keinginannya.
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini.
·      Menggali pengetahuan awal kemampuan siswa tentang pembagan hadis dari segi kualitas dan kuantitasnya.
2.    Kegiatan Inti
3.    Penutup
·      Guru menyimpulkan kembali poin-poin pelajaran yang dibahas.
·      Memberikan tugas latihan soal agar siswa lebih menguasai.
·      Memberi salam penutup
D.  Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit Satu setengah jam, 15 menit untuk pedahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
E.  Refrensi
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
F.   Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah slide dan papan tulis.
G.    Evaluasi Hasil Belajar
Evalusi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.

BAB V : Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Keikhlasan Dalam Beribadah
Kompetensi Dasar
-       Memiliki sikap ikhlas dalam beribadah sebagai implemantasi dari pemahaman ayat-ayat al-Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah pada Surat al-An’aam: 162-163; Surat al-Bayyinah: 5 dan hadis riwayat Bukhari dari Aisyah ra.
-       Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah pada QS al-An’aam [6]: 162-163; QS al-Bayyinah [98]: 5 dan hadis riwayat Bukhari dari Aisyah ra.
-       Mendemonstrasikan hafalan dan arti per kata ayat-ayat al-Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah pada Surat al-An’aam [6]: 162-163; Surat al-Bayyinah [98]: 5 dan hadis riwayat Bukhari dari Aisyah ra.
-       Mendemonstrasikan hafalan dan arti per kata ayat-ayat al-Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah pada Surat al-An’aam [6]: 162-163; Surat Al-Bayyinah [98]: 5 dan hadis riwayat Bukhari dari Aisyah ra.
Tujuan Pembelajaran
-       Peserta didik dapat membaca QS. al-An’aam [6]: 162-163; QS. al-Bayyinah [98]: 5 dan hadis riwayat Bukhari dari Aisyah Ra. Tentang keikhlasan dalam beribadah dengan baik dan benar.
-       Peserta didik dapat menyebutkan makna mufradat QS. al-An’aam [6]: 162-163; QS. al-Bayyinah [98]: 5 dan hadis riwayat Bukhari dari Aisyah ra. tentang keikhlasan dalam beribadah dengan benar.
-       Peserta didik dapat menjelaskan kandungan QS. al-An’aam [6]: 162-163; QS. al-Bayyinah [98]: 5 dan hadis riwayat Bukhari dari Aisyah Ra. tentang keikhlasan dalam beribadah dengan benar.
-       Peserta didik dapat menunjukkan perilaku ikhlas dalam beribadah
A.      Materi pembelajaran
1. QS. al-an’am [6] ayat 162-163
ö@è% ¨bÎ) ÎAŸx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ
Ÿw y7ƒÎŽŸ° ¼çms9 ( y7Ï9ºxÎ/ur ßNöÏBé& O$tRr&ur ãA¨rr& tûüÏHÍ>ó¡çRùQ$# ÇÊÏÌÈ
Artinya:
Katakanlah (Muhammad), «Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demi kianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).”  (QS. al-An’am [6]: 162 – 163)
Penjelasan Ayat Secara garis besar kandungan QS. al-An’am [6] ayat 162-163 dapat disimpulkan:
1.       Perintah Allah pada umat-Nya untuk berkeyakinan bahwa shalatnya, hidupnya, dan matinya hanyalah semata mata untuk Allah.
2.      Allah Swt., adalah Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu bagi-Nya.
3.      Perintah Allah pada umat manusia untuk ikhlas dalam berkeyakinan, beribadah, beramal, dan menjadi orang pertama dalam kaumnya yang berserah diri kepada-Nya.
4.    Senantiasa beramal shaleh dan menjauhkan segala larangan larangan Allah, agar selamat di dunia dan akhirat.
2. QS. Al-Bayinah [98] ayat 5
!$tBur (#ÿrâÉDé& žwÎ) (#rßç6÷èuÏ9 ©!$# tûüÅÁÎ=øƒèC ã&s! tûïÏe$!$# uä!$xÿuZãm (#qßJÉ)ãƒur no4qn=¢Á9$# (#qè?÷sãƒur no4qx.¨9$# 4 y7Ï9ºsŒur ß`ƒÏŠ ÏpyJÍhŠs)ø9$# ÇÎÈ
Artinya:
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS. al-Bayyinah [98]: 5)
Adapun kandungan surat Al Bayyinah [98] ayat 5 adalah sebagai berikut:
1.       Perintah untuk beribadah kepada Allah Swt., dan menaati ajaran Allah dengan lurus (tidak bercampur dengan riya’, bid’ah maupun syirik).Seseorang yang melaksanakan ibadah, tetapi masih mempercayai adanya kekuatan selain Allah, seperti mempercayai dukun atau benda-benda yang dianggap keramat maka orang tersebut dikatakan musyrik.
2.       Sebagai seorang muslim, wajib hukumnya untuk mendirikan shalat lima waktu dalam sehari semalam, shalat ini sangat besar artinya, karena merupakan tiang agama, dan ibadah yang pertama dihisab di akhirat.
3.      Perintah untuk menunaikan zakat. Oleh karena itu, dalam setiap harta ada hak Allah yang harus dikeluarkan untuk orang yang berhak menerimanya. Zakat berfungsi untuk menyucikan harta dan menumbuh kembangkannya.
Dari segi bentuknya, ibadah dibedakan menjadi 5, yaitu:
1.      Ibadah qauliyah (ucapan), seperti membaca al-Qur’an, berdo’a dan berkikir.
2.      Ibadah jismiyah (fisik), seperti berpuasa dan menolong orang.
3.      Ibadah mwliyah (melibatkan harta), seperti memberi zakat, infaq, sedekah.
4.       Ibadah qauliyah wa jismiyah (ucapan dan perbuatan), seperti shalat.
5.      Ibadah qauliyah, jismiyah, dan mwliyah (bacaan, perbuatan dan harta), seperti haji.
Ditinjau dari cakupannya, ibadah dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Ibadah ‘ammah (umum), yaitu segala perbuatan yang dilakukan semata-mata karena Allah Swt., untuk mendapatkan ridha-Nya seperti, menolong orang, mencari nafkah, menyerukan kebaikan, serta mencegah kejahatan. Ibadah seperti ini disebut juga dengan ibadah ghairu mahiah.
2.      Ibadah khassah (khusus), yaitu ibadah yang telah ditetapkan oleh nash tentang kaifyah (tata cara) pelaksanaanya, seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Ibadah seperti ini disebut juga dengan ibadah mahiah.
Dengan demikian, segala bentuk ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah, baik itu shalat, puasa, atau zakat, haruslah disertai kerelaan dan keikhlasan hanya kepada Allah. Dengan keikhlasan dalam beribadah, menjadikan manusia selalu ingat pada Allah dan menjalankan segala perintahNya dalam kehidupan sehari hari.
3.      Hadis
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أنَّ نبي صلى الله عليه وسلم كَا نَ يَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةَ لِمَ تَصْنَعُ
هَذَا يَا رَسُولُ اللهِ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أاَكُونَ عَبْدًا شَكُرًا
(رواهه البخاري)
Artinya:
“Dari Aisyah ra. bahwa Nabi Saw, melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah, kenapa Engkau melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosamu yang telah berlalu dan yang akan datang? Beliau bersabda: “Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yangbersyukur?” Dan tatkala beliau gemuk, beliau shalat sambil duduk, apabila beliau hendak ruku’ maka beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku.”
Hadis tersebut menjelaskan betapa Rasul Saw, yang tidak memiliki kesalahan dan dosa karena beliau ma’sum, masih senantiasa melaksanakan ibadah shalat malam bahkan sampai bengkak-bengkak kakinya. Beliau adalah teladan kita, insan ciptaan Allah yang paling mulia. Dasar beliau melaksanakan ibadah yang sedemikian itu, bukanlah mengharap pujian, beliau melaksanakan dengan dasar ikhlas hanya untuk mencari keridaan Allah Swt., semata, dan sebagai ekspresi rasa syukur kepada Allah Swt.
Menurut Manazilus-Sa’irin, ikhlas itu ada tiga derajat, yaitu :
1.      Tidak melihat amal sebagai amal, tidak mencari imbalan dari amal dan tidak puas terhadap amal.
2.      Malu terhadap amal sambil tetap berusaha. Artinya merasa amalnya itu belum layak dilakukan karena Allah, tetapi amal itu tetap diupayakan.
3.      Memurnikan amal, maksudnya adalah melakukan amal berdasarkan ilmu agama.
Rasul telah meneladani kita yang sedemikian indah, karenanya kita sudah selayaknya untuk meniru yang dilakukan Rasul Saw. Rasul yang telah diampuni dosa yang telah lalu maupun yang akan datang saja beribadah sedemikian ikhlas, kita yang tidak ada jaminan ampunan dosa seharusnya melebihi atau paling tidak menirunya.
B.     Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode ceramah serta metode hafalan.
C.    Strategi Pembelajaran
1.      Pendahuluan
·         Menyampaikan salam pembuka yang ramah dan menanyakan keadaan kesehatan,dan keinginannya.
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini.
·         Menggali pengetahuan awal kemampuan siswa tentang ayat-ayat al-qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah
2.      Kegiatan Inti
3.      Penutup
·         Guru menyimpulkan kembali poin-poin pelajaran yang dibahas.
·         Memberikan tugas latihan soal agar siswa lebih menguasai.
·         Memberi salam penutup.
D.    Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit Satu setengah jam, 15 menit untuk pedahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
E.     Refrensi         
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
F.     Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah slide dan papan tulis.
G.    Evaluasi Hasil Belajar
Evalusi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.


FULL MATERI
DOWNLOAD PULL

1 komentar:

  1. nice makalah .. mampir ksini gan untuk makalah lainnya https://chacinggingsolz.blogspot.co.id/ ditunggu kunjungannya

    BalasHapus