MAKALAH
TELAAH MATERI PAI MA
AQIDAH AKHLAK KELAS XII
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Materi PAI III (SMA/MA)
Dosen
Mata Kuliah : Bpk. Drs. Abdurrozaq Assowy
Disusun oleh :
Kelompok 6
4 PAI A1
1.
Annie
Muhimmatul Khoiroh NIM
: 141310003022
2.
Putri
Apriyani NIM
: 141310003060
3.
Ummi
Umrotun Nafiah NIM
: 141310003018
4.
Noviana
Wahyu Mustika Dewi NIM : 141310003059
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA
(UNISNU) JEPARA
2016
MAKALAH LENGKAP KLIK BAWAH
KUMPULAN MAKALAH LENGKAP
KUMPULAN MAKALAH LENGKAP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Aqidah
akhlak merupakan mata pelajaran yang sangat berperan dalam pembentukan watak
serta akhlak kepada para pembelajarnya. Di dalamnya ada dua aspek yang sangat
berperan dalam kehidupan manusia, aspek aqidah serta aspek akhlak. Dengan
aqidah yang kuat dan membentuk fondasi keimanan yang kuat dan kokoh, maka
akhlak manusia akan otomatis menjadi akhlak yang baik. Pendidikan akhlak bukan
sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi lebih dari itu
pendidikan akhlak menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang
baik, sehingga seseorang menjadi paham (kognitif) mana yang baik dan
mana yang buruk, benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan
terbiasa untuk melakukannya (psikomotor).
Sebagai
seorang guru, sebelum mengajarkan materi dalam mata pelajaran apapun, sudah
selayaknya untuk menelaah terlebih dahulu tentang materi yang akan
diajarkannya. Baik menelaah dalam aspek substantifnya yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan materi yang akan disajikan telah sesuai atau
belum dengan tingkat pemahaman peserta didik, dan juga dari aspek formatifnya
yang mencakup pendekatan, metode, media, alokasi waktu, dan evaluasi yang ada
dalam materi tersebut. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai telaah substantif
dan telaah formatif untuk materi Aqidah Akhlak yang disajikan di kelas XII
Madrasah Aliyah (MA).
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana deskripsi kurikulum dari materi Aqidah Akhlak yang
disajikan di kelas XII Madrasah Aliyah (MA)?
2.
Bagaimana analisis komprehensip dari materi Aqidah Akhlak yang
disajikan di kelas XII Madrasah Aliyah (MA)?
3. Bagaimana analisis
S.W.O.T (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) dari materi Aqidah Akhlak yang
disajikan di kelas XII Madrasah Aliyah (MA)?
C. Tujuan
Penulisan
Untuk
mengetahui deskripsi
kurikulum, analisis
komprehensip,
dan analisis
S.W.O.T (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) dari materi Aqidah Akhlak yang disajikan di kelas XII
Madrasah Aliyah (MA)
BAB
II
DESKRIPSI
KURIKULUM
A. Identitas
Materi
Judul buku yang
kami telaah adalah “Akhlak 2 Untuk Kelas XII Madrasah Aliyah Program Keagamaan”
yang disusun oleh Handono, dkk. dan diterbitkan di kota Solo oleh PT Wangsa
Jatra Lestari pada tahun 2012.
B. SK,
KD, Tujuan Pembelajaran, dan Materi Pembelajaran
Semester
I
Bab
1: Tarekat dan Tokoh-tokohnya
Standar
Kompetensi
Mengenal tarekat dan tokoh-tokohnya
serta ajarannya
Kompetensi
Dasar
1. Menjelaskan
Tarekat Qadiriyah dan ajarannya
2. Menjelaskan
Tarekat Rifa’iyah dan ajarannya
3. Menjelaskan
Tarekat Syaziliyah dan ajarannya
4. Menjelaskan
Tarekat Maulawiyah dan ajarannya
5. Menjelaskan
Tarekat Syatariyah dan ajarannya
6. Menjelaskan
Tarekat Naqsabandiyah dan ajarannya
7. Menjelaskan
Tarekat Suhrawardiyah dan ajarannya
Tujuan
Pembelajaran
Agar
siswa mampu mengenal Tarekat Qadiriyah, Rifa’iyah, Syaziliyah, Maulawiyah,
Syatariyah, Naqsabandiyah, Suhrawardiyah beserta tokoh dan ajarannya.
Materi Pembelajaran
A. Pengertian
Tarekat
Adalah jalan petunjuk dalam melakukan
suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi dan
dikerjakan oleh sahabat, tabi’in, turun-temurun sampai kepada guru-guru, serta
sambung-menyambung.
B. Tokoh-tokoh
dan Ajarannya Dalam Tarekat
1. Tarekat
Qadiriyah
Didirikan oleh Syeikh Muhyidin Abu
Muhammad Abdul Qodir Jaelani Al Bagdadi pada tahun 1180 H/ 1669 M.
Beberapa ajaran
tarekat Qadariyah yaitu:
a.
Zikir kepada
Allah SWT dengan
mengucap la ilaha illallah setelah salat wajib sebanyak 165 kali atau lebih. Di
luar shalat wajib dilarang untuk diamalkan.
b.
Zikir pokok,
membaca astagfirullah al-Gafur ar-rahim paling sedikit 2 kali atau 20 kali.
c.
Membaca shalawat
Allahumma Sali’ala sayyidina Muhammad sebanyak itu pula.
d.
Membaca la
ilaha illallah 160 kali setelah shalat fardu.
e.
Membaca sayyidina
Muhammad Rasul Allah sallallah’alaihi wa sallam lalu membaca shalawat Allahumma
salli’ala sayyidina Muhammad salatan tunjina biha min jami’ i al-ahwal wa al-afat.
f.
Membaca surat
al- fatihah ditujukan kepada Rasulullah SAW
dan seluruh syekh- syekh tarekat Qadariyah serta para pengikutnya
juga seluruh orang Islam baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.
2. Tarekat
Rifa’iyah
Dibangun oleh Syekh Ahmad ar-Rifa’i
(1182 H) di Basra. Ajarannya adalah diwajibkan bagi setiap alim adil (ulama
akhirat) untuk menerjemahkan kitab arab agar orang Jawa lebih mengerti ajaran
dari Al-Qur’an dan kitab-kitab Arab (hadis dan ulama) dengan benar sehingga
orang awam mengerti dan segera melaksanakannya.
3. Tarekat
Syaziliyah
Dipelopori oleh Syekh Abul Hasan
asy-Syazili pada tahun 1258 H. Ajaran pokoknya tauhid dengan sebenar-benarnya adalah
tauhid yang tidak musyrik kepada Allah ta’ala, dengan rincian sebagai berikut:
a. Ketakwaan
terhadap Allah SWT
b. Konsisten
mengikuti Sunnah Rasul
c. Rida
kepada Allah
d. Kembali
kepada Allah dengan bersyukur
4. Tarekat
Maulawiyah
Berasal dari ajaran sufi besar bernama
Jalaluddin Rumi (1273 H) di Turki. Ajarannya berupa sufistik beraliran
Jalaluddin Rumi, yaitu ajaran tasawuf ditekankan pada sisi musik sufistik.
5. Tarekat
Syatariyah
Pertama kali digagas oleh Abdullah
Syatar (wafat 1429 M). Ajarannya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Ketuhanan
dan hubungannya dengan alam
b. Insan
kamil atau manusia ideal
c. Jalan
kepada Tuhan (Tarekat)
6. Tarekat
Naqsabandiyah
Pendirinya adalah Syekh Baha’uddin
Naqsabandi. Pada umumnya, dasar ajaran tarekat ini mengacu pada empat aspek
pokok yaitu syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat. Pada prinsipnya adalah
cara-cara atau jalan yang harus dilakukan seseorang yang ingin merasakan
nikmatnya dekat dengan Allah SWT.
7. Tarekat
Suhrawardiyah
Didirikan oleh Abu al-Futuh Yahya bin
Habas bin Amirak sihab ad-Din as-Suhrawardi al-Kurdi.
Bab 2: Tarekat Mu’tabarah
di Indonesia
Standar
Kompetensi
Mengenal
tarekat mu’tabarah di Indonesia dan ajarannya
Kompetensi
Dasar
1. Menjelaskan
tarekat-tarekat mu’tabarah di Indonesia dan tokoh-tokohnya
2. Membandingkan
antara tarekat-tarekat mu’tabarah di Indonesia
3. Mengaitkan
ajaran-ajaran tarekat mu’tabarah di Indonesia dengan fenomena kehidupan
sekarang
Tujuan
Pembelajaran
Agar siswa mampu menjelaskan dan
membandingkan tarekat-tarekat mu’tabarah di Indonesia beserta tokohnya,
serta mampu mengaitkan ajaran-ajaran tarekat mu’tabarah di Indonesia
dengan fenomena kehidupan sekarang.
Materi Pembelajaran
A. Tarekat
Syatariyah
Untuk mendukung kelembagaan tarekat,
kaum Syatariyah membuat lembaga formal berupa organisasi sosial keagamaan
Jama’ah Syatariyah. Bukti kuat dan kokohnya kelembagaan tersebut dapat
ditemukan wujudnya pada kegiatan ziarah bersama ke makam Syekh Burhan ad-Din
Ulakan.
B. Tarekat
Naqsabandiyah
Ciri yang menonjol adalah diikutinya
syariat secara ketat, keseriusan dalam beribadah menyebabkan penolakan terhadap
musik dan tari, serta lebih mengutamakan berzikir dalam hati (sirri).
Salah satunya adalah khalwat yaitu mengasingkan diri dari keramaian atau ke
tempat yang terpencil guna melakukan dzikir di bawah bimbingan seorang syekh.
C. Tarekat
Ahmadiyah
Didirikan oleh Ahmad ibn ‘Aly
(al-Husainy al-Badawy). Selawat Badawiyah sugra dan kubra adalah
selawat yang amat dikenal masyarakat Indonesia. Kedua selawat itu dinisbatkan
kepada waliyullah Sayid Ahmad Badawi.
D. Tarekat
Saziliyah
As-Sazili mempunyai murid yang amat
banyak dan kebanyakan mereka adalah ulama-ulama masyhur pada zamannya. Bahkan
dikenal dan dibaca karya tulisannya hingga hari ini.
E. Tarekat
Qadariyah
Tarekat Qadariyah dikenal luwes karena
murid yang sudah mencapai derajat Syekh tidak mempunyai suatu keharusan untuk
terus mengikuti tarekat gurunya. Bahkan, berhak melakukan modifikasi tarekat
lain kedalam terekatnya.
F. Tarekat
Qadariyah Naqsyabandiyah
Beberapa ajaran yang merupakan pandangan
para pengikut tarekat ini bertalian dengan masalah tarekat atau metode untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ajaran dalam tarekat ini semua didasarkan
pada al-Qur’an, al-hadis, dan perkataan para ulama dari kalangan salafus
salihin .
G. Tarekat
Alawiyah
Tarekat ini juga dikenal sebagai tariqatul
abak wal aj-dad karena mata rantai silsilahnya turun-temurun dari kakek,
ayah, ke anak-anak mereka, dan setelah itu diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat muslim lain
dari non-Hadhrami.
H. Tarekat
Khalwatiyah
Secara “nasabiyah”, tarekat Khalwatiyah
merupakan cabang dari terekat az-Zahidiyah, cabang dari Tarekat al-Abhariyah,
dan cabang dari tarekat as-Suhrawardiyah.
I. Tarekat
Syattariyah
Tarekat ini dianggap sebagai suatu
tarekat tersendiri yang memiliki karakteristik
tersendiri dalam keyakinan dan praktik. Perkembangan mistik tarekat ini
ditujukan untuk mengembangkan suatu pandangan yang membangkitkan kesadaran akan
Allah swt.
J. Tarekat
Sammaniyah
Tarekat Sammaniyah didirikan oleh Syekh
Muhammad Samman yang berasal dari keluarga suku Quraisy. Beliau menyusun cara
pendekatan diri kepada Allah yang akhirnya disebut sebagai tarekat sammaniyah.
K. Tarekat
al-Mu’tabarah an-Nahdiyyah
Tarekat ini memiliki konsep yang senapas dengan konsep dan gagasan kemerdekaan republik
Indonesia dalam rangka membangun generasi bangsa, yaitu membangun manusia dari
jiwa/rohani dengan memperbaiki akhlak, keimanan, ketakwaan dan baru kemudian
pembangunan fisik/jasmani. Namun tetap menjaga keseimbangan antara syariat,
tarekat hakikat, dan ma’rifat, yaitu ajaran Islam tentang Iman, Islam, dan
Ihsan sebagai sistem pemahaman, penghayatan, dan pengalaman Islam yang
menyeluruh.
Semester II
Bab 3: Problematika
Masyarakat Modern
Standar
Kompetensi
Memahami
peran tasawuf dalam kehidupan modern
Kompetensi
Dasar
1. Menjelaskan
problematika masyarakat modern
2. Menjelaskan
relevansi tasawuf dalam kehidupan modern
3. Menjelaskan
peranan tasawuf dalam kehidupan modern
Tujuan
Pembelajaran
Agar
siswa mampu menjelaskan problematika masyarakat modern, serta relevansi dan
peranan tasawuf dalam kehidupan modern.
Materi Pembelajaran
A. Pengertian
Masyarakat Modern
Suatu himpunan yang hidup bersama di
suatu tempat dengan ikatan dan aturan tertentu yang bersifat mutakhir.
B. Problematika
Masyarakat Modern
Kemajuan dibidang teknologi pada zaman
modern ini telah membawa manusia ke dalam dua sisi, yaitu dapat memberi efek
positif dan efek negatif. Kehadiran Iptek tersebut telah melahirkan sejumlah
problematika masyarakat modern berikut:
a. Disintegrasi
ilmu pengetahuan
b. Kepribadian
terpecah
c. Penyalahgunaan
Iptek
d. Pendangkalan
Iman
e. Pola
hubungan materialistik
f. Menghalalkan
segala cara
g. Stres
dan frustasi
h. Kehilangan
harga diri dan masa depan
C. Relevansi
Tasawuf Dalam Kehidupan Modern
Tasawuf relevan dengan problem manusia
modern karena tasawuf secara seimbang memberikan kesejukan batin dan sekaligus
disiplin syariah. Melalui tasawuf, seseorang disadarkan bahwa sumber segala yang
ada berasal dari Tuhan. Tasawuf menjadikan manusia berpaling sejenak untuk
menggapai lagi sifat ke-ilahi-annya yang sering pudar dengan modernisme.
D. Peranan
Tasawuf Dalam Kehidupan Modern
1. Untuk
menyelamatkan kemanusiaan dari kebingungan dan kegelisahan sebagai akibat
kurangnya nilai-nilai spiritual.
2. Memahami
tentang aspek asoteris Islam, baik terhadap masyarakat muslim maupun nonmuslim.
3. Menegaskan
kembali bahwa aspek asoteris Islam (tasawuf) adalah jantung ajaran Islam.
Bab 4: Kewajiban
Manusia
Standar
Kompetensi
Memahami
kewajiban-kewajiban manusia
Kompetensi
Dasar
1. Menjelaskan
kewajiban manusia terhadap Allah dan Rasul-Nya
2. Melaksanakan
kewajiban terhadap Allah dan Rasul-Nya
3. Menjelaskan
kewajiban manusia terhadap diri sendiri, kedua orang tua, dan keluarga
4. Melaksanakan
kewajiban terhadap diri sendiri, kedua orang tua, dan keluarga
5. Menjelaskan
kewajiban terhadap sesama muslim dan sesama manusia
6. Melaksanakan
kewajiban terhadap sesama muslim dan sesama manusia
Tujuan
Pembelajaran
Agar
siswa mampu memahami dan melaksanakan kewajiban-kewajiban manusia terhadap
Allah dan Rasul-Nya, diri sendiri, kedua orang tua, keluarga, serta sesama
muslim dan sesama manusia.
Materi Pembelajaran
A. Kewajiban
Manusia terhadap Allah dan Rasul-Nya
1. Kewajiban
manusia terhadap Allah SWT adalah bersyukur
2. Kewajiban
manusia terhadap Rasul adalah bersikap santun, menaati dan mencintai beliau,
serta Allah telah menjadikan Rasulullah SAW sebagai seorang imam dan hakim.
B. Melaksanakan
Kewajiban terhadap Allah dan Rasul-Nya
1. Melaksanakan
kewajiban terhadap Allah
a. Takut
kepada Allah
b. Raja’
(berharap kepada Allah SWT)
c. Tobat
dan Nadam
d. Tawaduk
kepada Allah SWT
e. Tawakkal
kepada Allah SWT
f. Rida
kepada Qada dan Qadar Allah SWT
2. Melaksanakan
kewajiban terhadap Rasul
a. Beriman
kepada Rasulullah SAW
b. Ketaatan
kepada Rasulullah SAW
c. Mengikuti
Rasulullah SAW
d. Berselawat
kepada Rasulullah SAW
e. Memahami
bahwa Rasulullah SAW adalah Nabi penutup
f. Membela
Rasulullah SAW
C. Kewajiban
Manusia terhadap Diri Sendiri, Kedua Orang Tua, dan Keluarga
1. Kewajiban
manusia terhadap diri sendiri: tobat, muraqabah (merasa diawasi oleh Allah),
dan muhasabah (introspeksi diri).
2. Kewajiban
manusia terhadap kedua orang tua: mematuhi, berbuat baik, dan memuliakan kedua
orang tua.
3. Kewajiban
manusia terhadap keluarga: menjaga keluarga dari api neraka dengan cara menaati
Allah SWT.
Bab 5: Akhlak Tercela
Standar
Kompetensi
Menghindari
akhlak tercela
Kompetensi
Dasar
1. Menjelaskan
pengertian dosa besar
2. Menjelaskan
contoh orang yang berbuat dosa besar
3. Menghindari
perilaku dosa besar
Tujuan
Pembelajaran
Agar
siswa mampu memahami pengertian dan contoh dosa besar, serta menghindari
perilaku dosa besar
Materi Pembelajaran
A. Pengertian
Dosa Besar
Adalah perbuatan yang disebutkan dalam
dalil dengan peringatan keras berupa hukuman di akhirat.
B. Contoh
Orang yang Berbuat Dosa Besar
Kufur (kafir), munafik, fasik, syirik,
membunuh, durhaka kepada kedua orang tua, zina, menuduh zina terhadap wanita
baik-baik, memakan makanan haram, miras atau narkoba, mencuri, merampok, dan
menganiaya.
C. Menghindari
Perbuatan Dosa Besar Dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Selalu
mendekatkan diri kepada Allah SWT
2. Menyadari
bahwa akibat melakukan dosa besar sangat fatal
3. Menyadari
bahwa dosa besar akan membuat gundah gulana, merasa selalu bersalah, dan jiwa
menjadi tergoncang bagi pelakunya
4. Disiplin
dan khusuk dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT
5. Meyakini
bahwa setiap amal baik dan buruk selalu dicatat oleh malaikat
Bab 6: Kisah
Orang-Orang Durhaka
Standar
Kompetensi
Memahami
kisah orang-orang durhaka
Kompetensi
Dasar
1. Menjelaskan
perilaku tercela Abu Lahab dan istrinya
2. Menghindari
perilaku tercela seperti yang ada pada Abu Lahab dan istrinya
3. Menjelaskan
perilaku tercela istri Nabi Lut
4. Menghindari
perilaku tercela seperti yang ada pada istri Nabi Lut
Tujuan
Pembelajaran
Agar
siswa mampu memahami serta menghindari perilaku tercela orang-orang durhaka
Materi Pembelajaran
A. Perilaku
Tercela Abu Lahab dan Istrinya
Abu Lahab bersama istrinya (Ummu Jamil)
merupakan sepasang suami istri yang paling benci dan kejam terhadap Nabi SAW.
Abu Lahab selalu berupaya agar dakwah Nabi Muhammad SAW gagal. Ummu Jamil punya
kelakuan biasa membantu suaminya dalam kekufuran, penentangan, dan
pembangkangan kepada Rasulullah SAW.
B. Menghindari
Perilaku Tercela seperti Abu Lahab dan Istrinya
1. Tafsiran
istri Abu Lahab pembawa kayu bakar
2. Surat
al-Lahab adalah bukti nubuwwah
3. Faedah
berharga dari surat al-Lahab
C. Perilaku
Tercela Istri Nabi Lut
Adat kebiasaan umum bagi seorang istri
adalah pendamping dalam perjuangan suaminya. Namun, istri Nabi Lut tidak
sependapat dengan ajaran suaminya sehingga selalu membangkang.
D. Menghindari
Perilaku Tercela seperti Istri Nabi Lut
Istri
Nabi Lut terkena azab karena tidak ikhlas ketika diajak pergi dari kampungnya
yang akan ditimpa adzab. Istri Nabi Lut selalu mengingat-ingat harta benda yang
ditinggalkannya sehingga ia termasuk orang-orang yang celaka.
C. Metode
Pembelajaran
1. Ceramah,
untuk memberikan orientasi dan gambaran secara global tentang tema yang sedang
dibahas.
2. Tanya-jawab
antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa tentang tema yang sedang
dibahas.
3. Penugasan,
berupa merangkum pokok-pokok persoalan dalam teks bacaan dan buku referensi dan
mempresentasikan di depan kelas.
4. Diskusi
kelompok dan diskusi kelas, untuk mengembangkan kompetensi kognitif berkenaan
dengan pemahaman buku teks dan referensi.
5. Demonstrasi,
dengan cara melihat paparan/tayangan film untuk meneladani akidah dan akhlak
terpuji dan menjauhi akidah dan akhlak tercela lewat CD keagamaan.
D. Strategi
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Pembelajaran menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah.
2. Strategi
Pembelajaran Berbasis Inkuiri (SPBI)
Strategi belajar dengan cara mendorong
dan membimbing siswa untuk menemukan sesuatu dari apa yang dipelajari.
3. Strategi
Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan.
4. Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching)
Pembelajaran
yang berusaha mendekatkan proses belajar siswa dengan kehidupan konkret yang
mereka hadapi di masyarakat.
E. Evaluasi
Hasil Belajar
1. Performan
Teknik ini digunakan untuk menilai sikap
dan perilaku keseharian siswa dengan menggunakan instrument observasi
sebagaimana format yang sudah ada dimuka. Penilaian ini dilakukan oleh guru
pada akhir semester secara global untuk semua Kompetensi Dasar (KD).
2. Tes
lisan dan tulisan
Tes ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman materi akidah dan akhlak dan kaitannya
dengan konteks kehidupan kekinian. Tes tulis dilakukan pada tengah semester dan
akhir semester.
3. Proyek
Berupa
tugas individual maupun kelompok.
F. Sumber
dan Referensi Pembelajaran
Referensi
yang digunakan adalah buku paket Aqidah Akhlak yang relevan dan CD keagamaan.
G. Waktu
Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu
pembelajaran adalah 90 menit, yaitu 10 menit pembukaan, 55 menit kegiatan inti,
dan 15 menit penutup.
H. Media
Pembelajaran
Media
pembelajaran menggunakan slide dan papan tulis.
BAB
III
ANALISIS KOMPREHENSIP
A.
Analisis Spesifikasi
(Deskriptif)
Buku Akhlak 2 Untuk Kelas XII Aliyah Program
Keagamaan diharapkan dapat menjadi panduan belajar dan menumbuhkan kembali
akhlak mulia bagi para siswa yang sedang menempuh program keagamaan di Madrasah
Aliyah yang mempelajari materi-materi ilmu akhlak, seperti tarekat dan tokoh-tokohnya,
tarekat mu’tabarah di Indonesia, problematika masyarakat modern, kewajiban
manusia, akhlak tercela, dan kisah orang-orang durhaka. Selain itu buku ini
juga menyajikan materi berdasarkan standar isi Madrasah Aliyah yang telah ditetapkan
oleh pemerintah dengan pembahasan yang singkat, padat, dan jelas sehingga mudah
untuk dipahami dan diambil pelajarannya.
B.
Analisis Relefansi
Buku ini sudah
sesuai, artinya bahwa ruang lingkup, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi sudah disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yaitu tingkat
perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
Disamping itu, antara silabus dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan
masyarakat sudah sesuai dan serasi. Dengan demikian, lulusan pendidikan harus
sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di lapangan baik secara kuantitas maupun
kualitas.
C.
Analisis Efisiensi dan
Efektifitas
Efisien
berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat penggunaan dana, daya,
dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang ditetapkan.
Dengan demikian, setiap guru dituntut untuk dapat mengembangkan silabus dan
perencanaan pembelajaran sehemat mungkin, tanpa mengurangi kualitas pencapaian
dan pembentukan kompetensi.
Efektif
berarti memperhatikan keterlaksanaan silabus dalam proses pembelajaran, dan
tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah
ditetapkan. Selain itu efektif berkaitan juga dengan penyusunan kalender
pendidikan selama satu tahun pelajaran, karena dari kalender dapat kita lihat
berapa jam waktu efektif yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran
termasuk waktu libur dan lain-lain. Buku ini termasuk sudah efektif karena
dapat diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas atau di lapangan.
D.
Analisis Inovatif dan
Pengembangan
Konsep-konsep yang harus dikuasai dan dikembangkan
telah ditetapkan dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), yang
indikatornya harus dikembangkan oleh guru dan dikemas dalam program
pembelajaran. Guru dituntut untuk berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas,
karena guru adalah teladan dan panutan bagi seluruh peserta didik. Oleh karena itu, guru perlu
siap dengan segala kewajiban, baik yang menyangkut manajemen maupun materi
pembelajaran.
Dalam hal ini guru harus mampu menciptakan
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM):
a. Pembelajaran Aktif, lebih banyak melibatkan
aktifitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi sehingga mereka
mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan
kompetensinya. Guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan serta mengatur
jalannya proses pembelajaran.
b. Pembelajaran Kreatif, guru harus bisa memotivasi dan
memunculkan kreativitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Misalnya
kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.
c. Pembelajaran Efektif, seluruh peserta didik harus
dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran sehingga suasana
pembelajaran betul-betul kondusif terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi
peserta didik.
d.
Pembelajaran Menyenangkan, dalam pembelajaran harus terdapat sebuah
keterpaduan yang kuat antara pendidik dan peserta didik tanpa ada perasaan
terpaksa atau tertekan.
Selanjutnya dalam segi pengembangan bahan, apabila
bahan pelajaran sudah tersedia maka guru cukup mengadakan seleksi terhadap
bahan tersebut. Dalam hal ini, guru dapat menyeleksi sumber belajar yang secara
khusus memang sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apabila tidak
didapatkan bahan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka guru harus
mengembangkan bahan pembelajaran sendiri. Pengembangan pembelajaran mungkin
bisa dalam bentuk paket belajar atau modul.
BAB IV
ANALISIS S.W.O.T.
A.
Strength
(Kekuatan/Kelebihan)
1.
Buku KTSP ini disusun
dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat 1 dan 2, sebagai berikut:
1)
Pengembangan kurikulum
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan
Nasional.
2)
Kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
2.
Buku ini telah
memenuhi standar sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementrian
Agama Republik Indonesia Nomor: Dj.I/1997/2012 Tanggal 10 Oktober 2012.
3.
Buku KTSP ini dikembangkan
sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah,
serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
4.
Buku KTSP ini untuk
setiap program studi dikembangkan oleh masing-masing lembaga pendidikan dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
B.
Weakness
(Kelemahan/Kekurangan)
1.
Pada Bab I tidak
dijelaskan tentang materi kompetensi dasar no.7 yaitu ajaran Tarekat
Suhrawardiyah.
2. Pada
Bab 2 tidak dijelaskan tentang materi kompetensi dasar no. 3 yaitu mengaitkan
ajaran-ajaran tarekat mu’tabarah di Indonesia dengan fenomena kehidupan
sekarang.
3.
Pada Bab 3 tidak
dijelaskan tentang materi kompetensi dasar no. 2 dan 4 yaitu menghindari perilaku tercela seperti
Abu Lahab dan istrinya, serta menghindari perilaku tercela seperti istri Nabi
Lut.
C.
Opportunities (Peluang)
Buku ini dikembangkan sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta
didik yang termasuk didalamnya. Secara profesional juga memberikan peluang
kepada guru untuk mengembangkan dan menerapkan proses pembelajaran secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memotivasi peserta didik.
Selain itu bisa memberikan peluang untuk mendapatkan
informasi mengenai materi yang terkait baik dari buku lain mupun dari fasilitas
teknologi pada zaman sekarang karena kemudahan dalam akses informasi dan bahan
kajian keagamaan pada saat ini. Semua itu bisa memberikan peluang besar untuk pengembangan
materi Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah.
D.
Threat
(Ancaman/Tantangan)
Dalam
sebuah lembaga pendidikan, lebih banyak yang menggunakan LKS sebagai buku acuan
pembelajaran karena harganya yang murah dengan materi yang sudah diringkas.
Akibatnya wawasan para siswa terbatas pada materi yang telah disiapkan di LKS
saja. Sehingga buku paket panduan yang materinya lebih luas dikesampingkan
karena terbatasnya anggaran sekolah dalam pengadaan buku paket untuk setiap
siswa dalam sekolah tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara garis
besar materi dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk kelas XII Madrasah Aliyah
ini sudah disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik yaitu tingkat perkembangan intelektual, sosial,
emosional, dan spiritual peserta didik. Disamping itu, antara silabus dengan
kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat sudah sesuai dan serasi. Selain itu
buku ini juga menyajikan materi dengan pembahasan yang singkat, padat, dan
jelas sehingga mudah untuk dipahami dan diambil pelajarannya.
Semua materi yang tersaji pun kebanyakan sudah sesuai
dengan SK dan KD nya, walaupun ada beberapa materi yang tidak disebutkan
seperti yang tertera dalam kompetensi dasar. Dan buku ini sudah sesuai dengan
tahap perkembangan psikologi anak didik. Oleh karenanya sekarang bagaimana guru
menyampaikan materi tersebut agar tercapai tujuan pembelajarannya.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu dipersiapkan
metode yang tepat untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak tersebut. Walaupun tidak
ada metode yang tidak mempunyai kekurangan, tapi metode tersebut harus
dipersiapkan dengan tepat. Di sini kami membagi beberapa macam metode untuk
mata pelajaran Aqidah Akhlak, yaitu :
1. Ceramah
2. Tanya-jawab
3. Penugasan
4.
Diskusi kelompok dan
diskusi kelas
5. Demonstrasi
B. Saran
Hendaknya pendidik harus mempersiapakan dengan matang
apa yang akan diajarkan kepada peserta didik, baik mengenai materi ajarnya dan
segala perangkatnya agar proses pendidikan berjalan dengan efektif dan tepat
sasaran. Demikianlah makalah dari kelompok kami, semoga bermanfaat. Kritik dan
saran dari pembaca kami tunggu demi penyempurnaan makalah-makalah berikutnya.
MAKALAH LENGKAP KLIK BAWAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar