Sabtu, 14 Mei 2016

KELOMPOK 6 (TELAAH MATERI PAI MA AQIDAH AKHLAK KELAS XII)


MAKALAH
TELAAH MATERI PAI MA
AQIDAH AKHLAK KELAS XII

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Materi PAI III (SMA/MA)
Dosen Mata Kuliah : Bpk. Drs. Abdurrozaq Assowy


Disusun oleh :
Kelompok 6
4 PAI A1

1.    Annie Muhimmatul Khoiroh                                              NIM : 141310003022
2.    Putri Apriyani                                                                     NIM : 141310003060
3.    Ummi Umrotun Nafiah                                                      NIM : 141310003018
4.    Noviana Wahyu Mustika Dewi                                          NIM : 141310003059
 

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA
(UNISNU) JEPARA
2016
MAKALAH LENGKAP KLIK BAWAH
KUMPULAN MAKALAH LENGKAP

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Aqidah akhlak merupakan mata pelajaran yang sangat berperan dalam pembentukan watak serta akhlak kepada para pembelajarnya. Di dalamnya ada dua aspek yang sangat berperan dalam kehidupan manusia, aspek aqidah serta aspek akhlak. Dengan aqidah yang kuat dan membentuk fondasi keimanan yang kuat dan kokoh, maka akhlak manusia akan otomatis menjadi akhlak yang baik. Pendidikan akhlak bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi lebih dari itu pendidikan akhlak menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik, sehingga seseorang menjadi paham (kognitif) mana yang baik dan mana yang buruk, benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan terbiasa untuk melakukannya (psikomotor).
            Sebagai seorang guru, sebelum mengajarkan materi dalam mata pelajaran apapun, sudah selayaknya untuk menelaah terlebih dahulu tentang materi yang akan diajarkannya. Baik menelaah dalam aspek substantifnya yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi yang akan disajikan telah sesuai atau belum dengan tingkat pemahaman peserta didik, dan juga dari aspek formatifnya yang mencakup pendekatan, metode, media, alokasi waktu, dan evaluasi yang ada dalam materi tersebut. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai telaah substantif dan telaah formatif untuk materi Aqidah Akhlak yang disajikan di kelas XII Madrasah Aliyah (MA).
B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana deskripsi kurikulum dari materi Aqidah Akhlak yang disajikan di kelas XII Madrasah Aliyah (MA)?
2.    Bagaimana analisis komprehensip dari materi Aqidah Akhlak yang disajikan di kelas XII Madrasah Aliyah (MA)?
3.    Bagaimana analisis S.W.O.T (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) dari materi Aqidah Akhlak yang disajikan di kelas XII Madrasah Aliyah (MA)?
C.  Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui deskripsi kurikulum,  analisis komprehensip, dan analisis S.W.O.T (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)  dari materi Aqidah Akhlak yang disajikan di kelas XII Madrasah Aliyah (MA)


BAB II
DESKRIPSI KURIKULUM
A.  Identitas Materi
Judul buku yang kami telaah adalah “Akhlak 2 Untuk Kelas XII Madrasah Aliyah Program Keagamaan” yang disusun oleh Handono, dkk. dan diterbitkan di kota Solo oleh PT Wangsa Jatra Lestari pada tahun 2012.
B.  SK, KD, Tujuan Pembelajaran, dan Materi Pembelajaran
Semester I
Bab 1: Tarekat dan Tokoh-tokohnya
Standar Kompetensi
Mengenal tarekat dan tokoh-tokohnya serta ajarannya
Kompetensi Dasar
1.    Menjelaskan Tarekat Qadiriyah dan ajarannya
2.    Menjelaskan Tarekat Rifa’iyah dan ajarannya
3.    Menjelaskan Tarekat Syaziliyah dan ajarannya
4.    Menjelaskan Tarekat Maulawiyah dan ajarannya
5.    Menjelaskan Tarekat Syatariyah dan ajarannya
6.    Menjelaskan Tarekat Naqsabandiyah dan ajarannya
7.    Menjelaskan Tarekat Suhrawardiyah dan ajarannya
Tujuan Pembelajaran
Agar siswa mampu mengenal Tarekat Qadiriyah, Rifa’iyah, Syaziliyah, Maulawiyah, Syatariyah, Naqsabandiyah, Suhrawardiyah beserta tokoh dan ajarannya.
Materi Pembelajaran
A.  Pengertian Tarekat
Adalah jalan petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi dan dikerjakan oleh sahabat, tabi’in, turun-temurun sampai kepada guru-guru, serta sambung-menyambung.
B.  Tokoh-tokoh dan Ajarannya Dalam Tarekat
1.    Tarekat Qadiriyah
Didirikan oleh Syeikh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani Al Bagdadi pada tahun 1180 H/ 1669 M.


Beberapa ajaran tarekat Qadariyah yaitu:
a.    Zikir kepada Allah SWT dengan mengucap la ilaha illallah setelah salat wajib sebanyak 165 kali atau lebih. Di luar shalat wajib dilarang untuk diamalkan.
b.    Zikir pokok, membaca astagfirullah al-Gafur ar-rahim paling sedikit 2 kali atau 20 kali.
c.    Membaca shalawat Allahumma Sali’ala sayyidina Muhammad sebanyak itu pula.
d.   Membaca la ilaha illallah 160 kali setelah shalat fardu.
e.    Membaca sayyidina Muhammad Rasul Allah sallallah’alaihi wa sallam lalu membaca shalawat Allahumma salli’ala sayyidina Muhammad salatan tunjina biha min jami’ i al-ahwal wa al-afat.
f.     Membaca surat al- fatihah ditujukan kepada Rasulullah SAW dan seluruh syekh- syekh tarekat Qadariyah serta para pengikutnya juga seluruh orang Islam baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.
2.    Tarekat Rifa’iyah
Dibangun oleh Syekh Ahmad ar-Rifa’i (1182 H) di Basra. Ajarannya adalah diwajibkan bagi setiap alim adil (ulama akhirat) untuk menerjemahkan kitab arab agar orang Jawa lebih mengerti ajaran dari Al-Qur’an dan kitab-kitab Arab (hadis dan ulama) dengan benar sehingga orang awam mengerti dan segera melaksanakannya.
3.    Tarekat Syaziliyah
Dipelopori oleh Syekh Abul Hasan asy-Syazili pada tahun 1258 H. Ajaran pokoknya tauhid dengan sebenar-benarnya adalah tauhid yang tidak musyrik kepada Allah ta’ala, dengan rincian sebagai berikut:


a.    Ketakwaan terhadap Allah SWT
b.    Konsisten mengikuti Sunnah Rasul
c.    Rida kepada Allah
d.   Kembali kepada Allah dengan bersyukur


4.    Tarekat Maulawiyah
Berasal dari ajaran sufi besar bernama Jalaluddin Rumi (1273 H) di Turki. Ajarannya berupa sufistik beraliran Jalaluddin Rumi, yaitu ajaran tasawuf ditekankan pada sisi musik sufistik.


5.    Tarekat Syatariyah
Pertama kali digagas oleh Abdullah Syatar (wafat 1429 M). Ajarannya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a.    Ketuhanan dan hubungannya dengan alam
b.    Insan kamil atau manusia ideal
c.    Jalan kepada Tuhan (Tarekat)
6.    Tarekat Naqsabandiyah
Pendirinya adalah Syekh Baha’uddin Naqsabandi. Pada umumnya, dasar ajaran tarekat ini mengacu pada empat aspek pokok yaitu syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat. Pada prinsipnya adalah cara-cara atau jalan yang harus dilakukan seseorang yang ingin merasakan nikmatnya dekat dengan Allah SWT.
7.    Tarekat Suhrawardiyah
Didirikan oleh Abu al-Futuh Yahya bin Habas bin Amirak sihab ad-Din as-Suhrawardi al-Kurdi.
Bab 2: Tarekat Mu’tabarah di Indonesia
Standar Kompetensi
Mengenal tarekat mu’tabarah di Indonesia dan ajarannya
Kompetensi Dasar
1.    Menjelaskan tarekat-tarekat mu’tabarah di Indonesia dan tokoh-tokohnya
2.    Membandingkan antara tarekat-tarekat mu’tabarah di Indonesia
3.    Mengaitkan ajaran-ajaran tarekat mu’tabarah di Indonesia dengan fenomena kehidupan sekarang
Tujuan Pembelajaran
Agar siswa mampu menjelaskan dan membandingkan tarekat-tarekat mu’tabarah di Indonesia beserta tokohnya, serta mampu mengaitkan ajaran-ajaran tarekat mu’tabarah di Indonesia dengan fenomena kehidupan sekarang.
Materi Pembelajaran
A.  Tarekat Syatariyah
Untuk mendukung kelembagaan tarekat, kaum Syatariyah membuat lembaga formal berupa organisasi sosial keagamaan Jama’ah Syatariyah. Bukti kuat dan kokohnya kelembagaan tersebut dapat ditemukan wujudnya pada kegiatan ziarah bersama ke makam Syekh Burhan ad-Din Ulakan.

B.  Tarekat Naqsabandiyah
Ciri yang menonjol adalah diikutinya syariat secara ketat, keseriusan dalam beribadah menyebabkan penolakan terhadap musik dan tari, serta lebih mengutamakan berzikir dalam hati (sirri). Salah satunya adalah khalwat yaitu mengasingkan diri dari keramaian atau ke tempat yang terpencil guna melakukan dzikir di bawah bimbingan seorang syekh.
C.  Tarekat Ahmadiyah
Didirikan oleh Ahmad ibn ‘Aly (al-Husainy al-Badawy). Selawat Badawiyah sugra dan kubra adalah selawat yang amat dikenal masyarakat Indonesia. Kedua selawat itu dinisbatkan kepada waliyullah Sayid Ahmad Badawi.
D.  Tarekat Saziliyah
As-Sazili mempunyai murid yang amat banyak dan kebanyakan mereka adalah ulama-ulama masyhur pada zamannya. Bahkan dikenal dan dibaca karya tulisannya hingga hari ini.
E.   Tarekat Qadariyah
Tarekat Qadariyah dikenal luwes karena murid yang sudah mencapai derajat Syekh tidak mempunyai suatu keharusan untuk terus mengikuti tarekat gurunya. Bahkan, berhak melakukan modifikasi tarekat lain kedalam terekatnya.
F.   Tarekat Qadariyah Naqsyabandiyah
Beberapa ajaran yang merupakan pandangan para pengikut tarekat ini bertalian dengan masalah tarekat atau metode untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ajaran dalam tarekat ini semua didasarkan pada al-Qur’an, al-hadis, dan perkataan para ulama dari kalangan salafus salihin .
G.  Tarekat Alawiyah
Tarekat ini juga dikenal sebagai tariqatul abak wal aj-dad karena mata rantai silsilahnya turun-temurun dari kakek, ayah, ke anak-anak mereka, dan setelah itu diikuti  oleh berbagai lapisan masyarakat muslim lain dari non-Hadhrami.
H.  Tarekat Khalwatiyah
Secara “nasabiyah”, tarekat Khalwatiyah merupakan cabang dari terekat az-Zahidiyah, cabang dari Tarekat al-Abhariyah, dan cabang dari tarekat as-Suhrawardiyah.
I.     Tarekat Syattariyah
Tarekat ini dianggap sebagai suatu tarekat tersendiri yang memiliki karakteristik  tersendiri dalam keyakinan dan praktik. Perkembangan mistik tarekat ini ditujukan untuk mengembangkan suatu pandangan yang membangkitkan kesadaran akan Allah swt.
J.     Tarekat Sammaniyah
Tarekat Sammaniyah didirikan oleh Syekh Muhammad Samman yang berasal dari keluarga suku Quraisy. Beliau menyusun cara pendekatan diri kepada Allah yang akhirnya disebut sebagai tarekat sammaniyah.
K.  Tarekat al-Mu’tabarah an-Nahdiyyah
Tarekat ini memiliki konsep yang senapas  dengan konsep dan gagasan kemerdekaan republik Indonesia dalam rangka membangun generasi bangsa, yaitu membangun manusia dari jiwa/rohani dengan memperbaiki akhlak, keimanan, ketakwaan dan baru kemudian pembangunan fisik/jasmani. Namun tetap menjaga keseimbangan antara syariat, tarekat hakikat, dan ma’rifat, yaitu ajaran Islam tentang Iman, Islam, dan Ihsan sebagai sistem pemahaman, penghayatan, dan pengalaman Islam yang menyeluruh.
Semester II
Bab 3: Problematika Masyarakat Modern
Standar Kompetensi
Memahami peran tasawuf dalam kehidupan modern
Kompetensi Dasar
1.    Menjelaskan problematika masyarakat modern
2.    Menjelaskan relevansi tasawuf dalam kehidupan modern
3.    Menjelaskan peranan tasawuf dalam kehidupan modern
Tujuan Pembelajaran
Agar siswa mampu menjelaskan problematika masyarakat modern, serta relevansi dan peranan tasawuf dalam kehidupan modern.
Materi Pembelajaran
A.  Pengertian Masyarakat Modern
Suatu himpunan yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan dan aturan tertentu yang bersifat mutakhir.
B.  Problematika Masyarakat Modern
Kemajuan dibidang teknologi pada zaman modern ini telah membawa manusia ke dalam dua sisi, yaitu dapat memberi efek positif dan efek negatif. Kehadiran Iptek tersebut telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern berikut:



a.    Disintegrasi ilmu pengetahuan
b.    Kepribadian terpecah
c.    Penyalahgunaan Iptek
d.   Pendangkalan Iman
e.    Pola hubungan materialistik
f.     Menghalalkan segala cara
g.    Stres dan frustasi
h.    Kehilangan harga diri dan masa depan


C.  Relevansi Tasawuf Dalam Kehidupan Modern
Tasawuf relevan dengan problem manusia modern karena tasawuf secara seimbang memberikan kesejukan batin dan sekaligus disiplin syariah. Melalui tasawuf, seseorang disadarkan bahwa sumber segala yang ada berasal dari Tuhan. Tasawuf menjadikan manusia berpaling sejenak untuk menggapai lagi sifat ke-ilahi-annya yang sering pudar dengan modernisme.
D.  Peranan Tasawuf Dalam Kehidupan Modern
1.    Untuk menyelamatkan kemanusiaan dari kebingungan dan kegelisahan sebagai akibat kurangnya nilai-nilai spiritual.
2.    Memahami tentang aspek asoteris Islam, baik terhadap masyarakat muslim maupun nonmuslim.
3.    Menegaskan kembali bahwa aspek asoteris Islam (tasawuf) adalah jantung ajaran Islam.
Bab 4: Kewajiban Manusia
Standar Kompetensi
Memahami kewajiban-kewajiban manusia
Kompetensi Dasar
1.    Menjelaskan kewajiban manusia terhadap Allah dan Rasul-Nya
2.    Melaksanakan kewajiban terhadap Allah dan Rasul-Nya
3.    Menjelaskan kewajiban manusia terhadap diri sendiri, kedua orang tua, dan keluarga
4.    Melaksanakan kewajiban terhadap diri sendiri, kedua orang tua, dan keluarga
5.    Menjelaskan kewajiban terhadap sesama muslim dan sesama manusia
6.    Melaksanakan kewajiban terhadap sesama muslim dan sesama manusia
Tujuan Pembelajaran
Agar siswa mampu memahami dan melaksanakan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Allah dan Rasul-Nya, diri sendiri, kedua orang tua, keluarga, serta sesama muslim dan sesama manusia.
Materi Pembelajaran
A.  Kewajiban Manusia terhadap Allah dan Rasul-Nya
1.    Kewajiban manusia terhadap Allah SWT adalah bersyukur
2.    Kewajiban manusia terhadap Rasul adalah bersikap santun, menaati dan mencintai beliau, serta Allah telah menjadikan Rasulullah SAW sebagai seorang imam dan hakim.
B.  Melaksanakan Kewajiban terhadap Allah dan Rasul-Nya
1.    Melaksanakan kewajiban terhadap Allah


a.    Takut kepada Allah
b.    Raja’ (berharap kepada Allah SWT)
c.    Tobat dan Nadam
d.   Tawaduk kepada Allah SWT
e.    Tawakkal kepada Allah SWT
f.     Rida kepada Qada dan Qadar Allah SWT


2.    Melaksanakan kewajiban terhadap Rasul
a.    Beriman kepada Rasulullah SAW
b.    Ketaatan kepada Rasulullah SAW
c.    Mengikuti Rasulullah SAW
d.   Berselawat kepada Rasulullah SAW
e.    Memahami bahwa Rasulullah SAW adalah Nabi penutup
f.     Membela Rasulullah SAW
C.  Kewajiban Manusia terhadap Diri Sendiri, Kedua Orang Tua, dan Keluarga
1.    Kewajiban manusia terhadap diri sendiri: tobat, muraqabah (merasa diawasi oleh Allah), dan muhasabah (introspeksi diri).
2.    Kewajiban manusia terhadap kedua orang tua: mematuhi, berbuat baik, dan memuliakan kedua orang tua.
3.    Kewajiban manusia terhadap keluarga: menjaga keluarga dari api neraka dengan cara menaati Allah SWT.
Bab 5: Akhlak Tercela
Standar Kompetensi
Menghindari akhlak tercela
Kompetensi Dasar
1.    Menjelaskan pengertian dosa besar
2.    Menjelaskan contoh orang yang berbuat dosa besar
3.    Menghindari perilaku dosa besar


Tujuan Pembelajaran
Agar siswa mampu memahami pengertian dan contoh dosa besar, serta menghindari perilaku dosa besar
Materi Pembelajaran
A.  Pengertian Dosa Besar
Adalah perbuatan yang disebutkan dalam dalil dengan peringatan keras berupa hukuman di akhirat.
B.  Contoh Orang yang Berbuat Dosa Besar
Kufur (kafir), munafik, fasik, syirik, membunuh, durhaka kepada kedua orang tua, zina, menuduh zina terhadap wanita baik-baik, memakan makanan haram, miras atau narkoba, mencuri, merampok, dan menganiaya.
C.  Menghindari Perbuatan Dosa Besar Dalam Kehidupan Sehari-hari
1.    Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT
2.    Menyadari bahwa akibat melakukan dosa besar sangat fatal
3.    Menyadari bahwa dosa besar akan membuat gundah gulana, merasa selalu bersalah, dan jiwa menjadi tergoncang bagi pelakunya
4.    Disiplin dan khusuk dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT
5.    Meyakini bahwa setiap amal baik dan buruk selalu dicatat oleh malaikat
Bab 6: Kisah Orang-Orang Durhaka
Standar Kompetensi
Memahami kisah orang-orang durhaka
Kompetensi Dasar
1.    Menjelaskan perilaku tercela Abu Lahab dan istrinya
2.    Menghindari perilaku tercela seperti yang ada pada Abu Lahab dan istrinya
3.    Menjelaskan perilaku tercela istri Nabi Lut
4.    Menghindari perilaku tercela seperti yang ada pada istri Nabi Lut
Tujuan Pembelajaran
Agar siswa mampu memahami serta menghindari perilaku tercela orang-orang durhaka
Materi Pembelajaran
A.  Perilaku Tercela Abu Lahab dan Istrinya
Abu Lahab bersama istrinya (Ummu Jamil) merupakan sepasang suami istri yang paling benci dan kejam terhadap Nabi SAW. Abu Lahab selalu berupaya agar dakwah Nabi Muhammad SAW gagal. Ummu Jamil punya kelakuan biasa membantu suaminya dalam kekufuran, penentangan, dan pembangkangan kepada Rasulullah SAW.
B.  Menghindari Perilaku Tercela seperti Abu Lahab dan Istrinya
1.    Tafsiran istri Abu Lahab pembawa kayu bakar
2.    Surat al-Lahab adalah bukti nubuwwah
3.    Faedah berharga dari surat al-Lahab
C.  Perilaku Tercela Istri Nabi Lut
Adat kebiasaan umum bagi seorang istri adalah pendamping dalam perjuangan suaminya. Namun, istri Nabi Lut tidak sependapat dengan ajaran suaminya sehingga selalu membangkang.
D.  Menghindari Perilaku Tercela seperti Istri Nabi Lut
Istri Nabi Lut terkena azab karena tidak ikhlas ketika diajak pergi dari kampungnya yang akan ditimpa adzab. Istri Nabi Lut selalu mengingat-ingat harta benda yang ditinggalkannya sehingga ia termasuk orang-orang yang celaka.
C.  Metode Pembelajaran
1.    Ceramah, untuk memberikan orientasi dan gambaran secara global tentang tema yang sedang dibahas.
2.    Tanya-jawab antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa tentang tema yang sedang dibahas.
3.    Penugasan, berupa merangkum pokok-pokok persoalan dalam teks bacaan dan buku referensi dan mempresentasikan di depan kelas.
4.    Diskusi kelompok dan diskusi kelas, untuk mengembangkan kompetensi kognitif berkenaan dengan pemahaman buku teks dan referensi.
5.    Demonstrasi, dengan cara melihat paparan/tayangan film untuk meneladani akidah dan akhlak terpuji dan menjauhi akidah dan akhlak tercela lewat CD keagamaan.
D.  Strategi Pelaksanaan Pembelajaran
1.    Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Pembelajaran menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah.
2.    Strategi Pembelajaran Berbasis Inkuiri (SPBI)
Strategi belajar dengan cara mendorong dan membimbing siswa untuk menemukan sesuatu dari apa yang dipelajari.

3.    Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
4.    Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching)
Pembelajaran yang berusaha mendekatkan proses belajar siswa dengan kehidupan konkret yang mereka hadapi di masyarakat.
E.  Evaluasi Hasil Belajar
1.    Performan
Teknik ini digunakan untuk menilai sikap dan perilaku keseharian siswa dengan menggunakan instrument observasi sebagaimana format yang sudah ada dimuka. Penilaian ini dilakukan oleh guru pada akhir semester secara global untuk semua Kompetensi Dasar (KD).
2.    Tes lisan dan tulisan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman materi akidah dan akhlak dan kaitannya dengan konteks kehidupan kekinian. Tes tulis dilakukan pada tengah semester dan akhir semester.
3.    Proyek
Berupa tugas individual maupun kelompok.
F.   Sumber dan Referensi Pembelajaran
Referensi yang digunakan adalah buku paket Aqidah Akhlak yang relevan dan CD keagamaan.
G. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit, yaitu 10 menit pembukaan, 55 menit kegiatan inti, dan 15 menit penutup.
H.  Media Pembelajaran
Media pembelajaran menggunakan slide dan papan tulis.


BAB III
ANALISIS KOMPREHENSIP
A.  Analisis Spesifikasi (Deskriptif)
Buku Akhlak 2 Untuk Kelas XII Aliyah Program Keagamaan diharapkan dapat menjadi panduan belajar dan menumbuhkan kembali akhlak mulia bagi para siswa yang sedang menempuh program keagamaan di Madrasah Aliyah yang mempelajari materi-materi ilmu akhlak, seperti tarekat dan tokoh-tokohnya, tarekat mu’tabarah di Indonesia, problematika masyarakat modern, kewajiban manusia, akhlak tercela, dan kisah orang-orang durhaka. Selain itu buku ini juga menyajikan materi berdasarkan standar isi Madrasah Aliyah yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan pembahasan yang singkat, padat, dan jelas sehingga mudah untuk dipahami dan diambil pelajarannya.
B.  Analisis Relefansi
Buku ini sudah sesuai, artinya bahwa ruang lingkup, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi sudah disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yaitu tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. Disamping itu, antara silabus dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat sudah sesuai dan serasi. Dengan demikian, lulusan pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di lapangan baik secara kuantitas maupun kualitas.
C.  Analisis Efisiensi dan Efektifitas
Efisien berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang ditetapkan. Dengan demikian, setiap guru dituntut untuk dapat mengembangkan silabus dan perencanaan pembelajaran sehemat mungkin, tanpa mengurangi kualitas pencapaian dan pembentukan kompetensi.
Efektif berarti memperhatikan keterlaksanaan silabus dalam proses pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Selain itu efektif berkaitan juga dengan penyusunan kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran, karena dari kalender dapat kita lihat berapa jam waktu efektif yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran termasuk waktu libur dan lain-lain. Buku ini termasuk sudah efektif karena dapat diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas atau di lapangan.


D.  Analisis Inovatif dan Pengembangan
Konsep-konsep yang harus dikuasai dan dikembangkan telah ditetapkan dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), yang indikatornya harus dikembangkan oleh guru dan dikemas dalam program pembelajaran. Guru dituntut untuk berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas, karena guru adalah teladan dan panutan bagi seluruh peserta didik. Oleh karena itu, guru perlu siap dengan segala kewajiban, baik yang menyangkut manajemen maupun materi pembelajaran.
Dalam hal ini guru harus mampu menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM):
a.    Pembelajaran Aktif, lebih banyak melibatkan aktifitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan serta mengatur jalannya proses pembelajaran.
b.    Pembelajaran Kreatif, guru harus bisa memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.
c.    Pembelajaran Efektif, seluruh peserta didik harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran sehingga suasana pembelajaran betul-betul kondusif terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi peserta didik.
d.   Pembelajaran Menyenangkan, dalam pembelajaran harus terdapat sebuah keterpaduan yang kuat antara pendidik dan peserta didik tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan.
Selanjutnya dalam segi pengembangan bahan, apabila bahan pelajaran sudah tersedia maka guru cukup mengadakan seleksi terhadap bahan tersebut. Dalam hal ini, guru dapat menyeleksi sumber belajar yang secara khusus memang sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apabila tidak didapatkan bahan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka guru harus mengembangkan bahan pembelajaran sendiri. Pengembangan pembelajaran mungkin bisa dalam bentuk paket belajar atau modul.






BAB IV
ANALISIS S.W.O.T.
A.  Strength (Kekuatan/Kelebihan)
1.    Buku KTSP ini disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat 1 dan 2, sebagai berikut:
1)   Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.
2)   Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
2.    Buku ini telah memenuhi standar sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia Nomor: Dj.I/1997/2012 Tanggal 10 Oktober 2012.
3.    Buku KTSP ini dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
4.    Buku KTSP ini untuk setiap program studi dikembangkan oleh masing-masing lembaga pendidikan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
B.  Weakness (Kelemahan/Kekurangan)
1.    Pada Bab I tidak dijelaskan tentang materi kompetensi dasar no.7 yaitu ajaran Tarekat Suhrawardiyah.
2.    Pada Bab 2 tidak dijelaskan tentang materi kompetensi dasar no. 3 yaitu mengaitkan ajaran-ajaran tarekat mu’tabarah di Indonesia dengan fenomena kehidupan sekarang.
3.    Pada Bab 3 tidak dijelaskan tentang materi kompetensi dasar no. 2 dan 4 yaitu menghindari perilaku tercela seperti Abu Lahab dan istrinya, serta menghindari perilaku tercela seperti istri Nabi Lut.
C.  Opportunities (Peluang)
Buku ini dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik yang termasuk didalamnya. Secara profesional juga memberikan peluang kepada guru untuk mengembangkan dan menerapkan proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memotivasi peserta didik.


Selain itu bisa memberikan peluang untuk mendapatkan informasi mengenai materi yang terkait baik dari buku lain mupun dari fasilitas teknologi pada zaman sekarang karena kemudahan dalam akses informasi dan bahan kajian keagamaan pada saat ini. Semua itu bisa memberikan peluang besar untuk pengembangan materi Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah.
D.  Threat (Ancaman/Tantangan)
Dalam sebuah lembaga pendidikan, lebih banyak yang menggunakan LKS sebagai buku acuan pembelajaran karena harganya yang murah dengan materi yang sudah diringkas. Akibatnya wawasan para siswa terbatas pada materi yang telah disiapkan di LKS saja. Sehingga buku paket panduan yang materinya lebih luas dikesampingkan karena terbatasnya anggaran sekolah dalam pengadaan buku paket untuk setiap siswa dalam sekolah tersebut.



BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Secara garis besar materi dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk kelas XII Madrasah Aliyah ini sudah disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yaitu tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. Disamping itu, antara silabus dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat sudah sesuai dan serasi. Selain itu buku ini juga menyajikan materi dengan pembahasan yang singkat, padat, dan jelas sehingga mudah untuk dipahami dan diambil pelajarannya.
Semua materi yang tersaji pun kebanyakan sudah sesuai dengan SK dan KD nya, walaupun ada beberapa materi yang tidak disebutkan seperti yang tertera dalam kompetensi dasar. Dan buku ini sudah sesuai dengan tahap perkembangan psikologi anak didik. Oleh karenanya sekarang bagaimana guru menyampaikan materi tersebut agar tercapai tujuan pembelajarannya.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu dipersiapkan metode yang tepat untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak tersebut. Walaupun tidak ada metode yang tidak mempunyai kekurangan, tapi metode tersebut harus dipersiapkan dengan tepat. Di sini kami membagi beberapa macam metode untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak, yaitu :
1.    Ceramah
2.    Tanya-jawab
3.    Penugasan
4.    Diskusi kelompok dan diskusi kelas
5.    Demonstrasi
B.  Saran
Hendaknya pendidik harus mempersiapakan dengan matang apa yang akan diajarkan kepada peserta didik, baik mengenai materi ajarnya dan segala perangkatnya agar proses pendidikan berjalan dengan efektif dan tepat sasaran. Demikianlah makalah dari kelompok kami, semoga bermanfaat. Kritik dan saran dari pembaca kami tunggu demi penyempurnaan makalah-makalah berikutnya.


MAKALAH LENGKAP KLIK BAWAH


Tidak ada komentar:

Posting Komentar